3 Fakta soal Proyek MRT Mangga Besar-Kota Tua yang Mulai Ngebor

3 Fakta soal Proyek MRT Mangga Besar-Kota Tua yang Mulai Ngebor

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 20 Apr 2021 21:00 WIB
MRT Jakarta
Foto: tim infografis: Mindra Purnomo
Jakarta -

Proyek MRT Fase II terus berlanjut pengerjaannya. Hari ini paket proyek CP 203 baru saja ditandatangani kontrak kerjanya.

Paket tersebut akan digarap oleh perusahaan patungan dari kontraktor Jepang dan BUMN, yaitu Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta dan Hutama Karya dalam bentuk Join Operation.

"Hari ini dilakukan tanda tangan paket kontrak MRT fase II CP 203. Pembangunan paket ini akan fokus di Mangga Besar sampai dengan kawasan Kota Tua," ujar Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar dalam acara seremoni penandatanganan kontrak CP203 yang disiarkan melalui akun Instagram MRT Jakarta, Selasa (20/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini 3 fakta paket CP203 yang akan ngebor terowongan dari Mangga Besar menuju Kota Tua.

1. Bikin Terowongan dan Dua Stasiun

Paket kontrak CP203 merupakan bagian dari pembangunan MRT Fase 2 yang menghubungkan antara Bundaran HI hingga Kota Tua.

ADVERTISEMENT

Paket CP203 akan mengerjakan dua stasiun bawah tanah. Mulai dari Stasiun Glodok sepanjang 240 meter dan Stasiun Kota sepanjang 411,2 meter.

Adapun terowongan bawah tanah yang akan dibangun mulai dari kawasan Mangga Besar sampai Kota Tua. Terowongan akan dibangun sepanjang 1,4 kilometer.

2. Telan Rp 4,6 T, Target Selesai 2027

Nilai kontrak yang ditandatangani hari ini jumlahnya sekitar Rp 4,6 triliun. Dengan masa konstruksi selama 72 bulan. Mulai dari bulan September 2021 hingga Agustus 2027.

"Masa konstruksi 72 bulan. Target pengerjaannya hingga Agustus 2027," ungkap William.

3. Terintegrasi Penataan Kota Tua

Pembangunan paket kontrak CP203 juga akan terintegrasi dengan konsep penataan kota tua, yaitu mengedepankan penataan area pejalan kaki dan manajemen rekayasa lalu lintas (traffic arrangement).

"Pembangunan MRT Fase 2A, Bundaran HI-Kota Tua, akan memberikan perhatian terhadap perlindungan situs cagar budaya sekaligus mendukung revitalisasi kawasan-kawasan yang mempunyai nilai historis dan budaya yang tinggi di sepanjang jalur dalam konteks regenerasi kota," ungkap William.

William menjelaskan sejumlah cagar budaya yang akan dilalui pembangunan MRT mulai dari Gedung Sarinah, Museum Bank Indonesia, Gedung Chandranaya, Pantjoran Tea House, Museum Bank Mandiri, Tugu Jam Thamrin, dan Stasiun Jakarta Kota (BEOS).




(das/das)

Hide Ads