Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan perubahan rute LRT Jakarta fase 2. Perubahan dilakukan pada rute Velodrome-Manggarai menjadi Velodrome-Klender-Cawang.
Seperti diketahui rute Velodrome-Manggarai sendiri saat ini sudah masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) terbaru di dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020. Selain Velodrome-Manggarai, ada juga rute LRT Jakarta lanjutan Kelapa Gading menuju Jakarta International Stadium (JIS) di kawasan Sunter yang menjadi PSN.
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan rencana perubahan rute LRT Jakarta ini sudah mendapatkan restu dari pusat, maksudnya Kementerian Perhubungan. Namun keputusan resminya masih belum dikeluarkan karena ada hasil studi kelayakan yang harus disetor ke Kemenhub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah usulkan program Velodrome lama dicabut, digantikan dengan Velodrome-Klender-Cawang. Itu sudah disetujui (Kemenhub), cuma kalau keputusan belum, masih menunggu hasil studi dulu," ungkap Syafrin kepada wartawan, Selasa (27/4/2021) kemarin.
Syafrin sendiri menjelaskan perubahan ini dilakukan karena beberapa hal. Yang pertama pembangunan LRT Jakarta di kawasan Manggarai dinilai sudah tidak layak. Bahkan dia menuturkan Kemenhub sendiri 2018 lalu sudah meminta pihaknya untuk meninjau kembali rute Velodrome-Manggarai.
"Rute Velodrome-Manggarai kemudian Dukuh Atas ini sesuai Surat Menteri Perhubungan di tahun 2018 butuh ada penyesuaian," ungkap Syafrin.
Penyesuaian dan peninjauan harus dilakukan karena mengingat di kawasan Manggarai sudah ada pembangunan rel kereta api double-double track yang relnya berbentuk elevated alias rel layang.
Bila jalur LRT Jakarta mau dibangun juga di kawasan Manggarai maka harus dibuat sangat tinggi sekali lebih dari 20 meter. Syafrin menilai hal itu membahayakan.
"Mengingat di kawasan Manggarai itu dibangun double-double track, sehingga untuk elevasi LRT jadinya berada lebih tinggi dari 20 meter itu akan membahayakan keselamatan," ujar Syafrin.
Di sisi lain, pembangunan stasiun LRT di kawasan Manggarai juga dinilai Syafrin kurang efektif, karena lahan yang tersedia berada 500 meter lebih dari Stasiun Manggarai. "Integrasinya ini cukup jauh jadinya," ujarnya.
Simak video 'Komut KAI Tinjau Langsung Progres Pengerjaan LRT Jabodebek':