Trem otonom alias Autonomous Rail Transit/ART di Indonesia segera dibangun di Indonesia. Hal ini ditandai dengan rencana Kementerian Perhubungan untuk segera membuat regulasi untuk moda transportasi kereta tanpa rel ini.
Dikutip dari keterangan Kementerian Perhubungan, trem otonom merupakan salah satu inovasi moda transportasi publik yang menggabungkan karakteristik kereta massal ringan atau LRT dengan bus.
Moda transportasi ini berbentuk seperti kereta LRT tapi tidak beroperasi di atas rel, melainkan di jalan dengan menggunakan ban yang dipandu oleh lintasan yang disebut sebagai virtual track.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini 3 fakta rencana pembangunan kereta tanpa rel di Indonesia:
1. Mau Buat Regulasinya
Kementerian Perhubungan akan segera membuat aturan mengenai kereta tanpa rel di Indonesia. Saat ini dua perguruan tinggi negeri, yaitu ITB dan UGM sudah digandeng dalam rangka menyusun naskah akademik penyiapan regulasi transportasi kereta tanpa rel tersebut.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan regulasi penerapan trem otonom ini perlu disiapkan dalam rangka mendukung implementasi penggunaan angkutan massal berbasis listrik di Indonesia.
"Ini merupakan bentuk komitmen kami dalam rangka mengupayakan kehadiran transportasi publik yang ramah lingkungan dan hemat energi, serta menjadikannya sebagai kebutuhan massal masyarakat Indonesia," ujar Budi Karya dalam keterangannya, dikutip Rabu (28/4/2021).
2. Tiga Kota Buat Uji Coba
Menhub menyebut, ada tiga kota yang akan dijadikan pilot project penerapan trem otonom. Tiga kota itu adalah Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.
Saat ini kajian tengah dilakukan oleh para akademisi perguruan tinggi di 3 daerah tersebut. Mulai dari ITB, UGM, ITS, dan Universitas Udayana.
3. Andalan di Ibu Kota Baru
Kendaraan ini juga pernah disebut-sebut jadi transportasi andalan di ibu kota baru. Menurutnya, 70 persen kendaraan di ibu kota baru nantinya adalah berbasis listrik, salah satunya kereta otomatis tanpa rel ini.
"Tapi di pusat kota itu nanti bisa bus listrik, bisa semacam trem, atau autonomous, ada satu kombinasi bus dan kereta yang berjalan di atas batas-batas imajiner yang bisa turun dan naik dan sebagainya. Ini semuanya bertenaga listrik," kata Budi Karya saat berbincang dengan Tim Blak-blakan detikcom di kantornya, Kamis (3/10/2019).
(hal/eds)