Sudah Setahun Kereta Layang Bandara Soetta 'Dirumahkan'

Sudah Setahun Kereta Layang Bandara Soetta 'Dirumahkan'

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 05 Mei 2021 18:30 WIB
Skytrain Bandara Soekarno-Hatta telah beroperasi. Perpindahan traveler dari Terminal 1 hingga Terminal 3 pun jadi lebih mudah.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kereta Skytrain atau Kalayang yang menghubungkan antara terminal Bandara Soekarno-Hatta berhenti operasi selama setahun terakhir. Hal ini sebagai bentuk efisiensi dari PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola bandara.

Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, M Holik Muardi menjelaskan, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar bagi pengelola bandara. Sebab itu, pengelola bandara melakukan efisiensi.

"Karena selain traffic turun, penumpang turun, sehingga itu kami harus melakukan efisiensi, melakukan cost leadership di internal kami. Jadi untuk Terminal 1 juga sampai saat ini belum dioperasikan. Dan airlines yang beroperasi pun belum normal seperti seperti sebelum pandemi sehingga kami tetap melakukan efisiensi itu," katanya kepada detikcom, Rabu (5/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, Skytrain membutuhkan biaya operasi yang tinggi. Meski begitu, dia menuturkan, terus melakukan evaluasi untuk kembali mengoperasikan kereta tersebut.

"Karena itu kan dari sisi biaya operasional lumayan tinggi, kalau penumpangnya sudah stabil kami akan melakukan evaluasi. Kami tetap evaluasi day per day kapan harus menggunakan ini karena sekarang kami menggantinya dengan shuttle dari Terminal 1, 2 maupun area perkantoran mengakomodir baik itu penumpang atau karyawan yang akan melakukan mobilisasi bandara," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dari penelusuran detikcom, shuttle bus ini terpantau padat jelang larangan mudik pemerintah. Penumpang pun tak berjarak di dalam shuttle bus tersebut. Sehingga, bisa dikatakan tak memenuhi protokol kesehatan.

Terkait hal tersebut, pihaknya akan melakukan evaluasi. Pihaknya menimbang penambahan armada ataupun frekuensi.

"Kami juga akan follow up ini kalau memang dirasa demikian ya. Kami evaluasi lagi apakah ada penambahan atau frekuensinya lebih diseringkan," terangnya.

(acd/eds)

Hide Ads