PT Brantas Abipraya menggarap pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Barat yang terletak di Kabupaten Mamuju Tengah. Ini rincian proyek yang ditargetkan rampung pada Desember 2023 mendatang tersebut.
Bendungan yang digarap oleh Brantas Abipraya ini diberi nama Bendungan Budong-Budong. Bendungan ini menjadi salah satu proyek strategis nasional (PSN). Nantinya bendungan ini diharapkan dapat menyokong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Barat dan sekitar.
"Kami optimistis dapat menyelesaikan proyek ini tepat waktu, targetnya rampung pada Desember 2023. Bendungan ini pun juga akan memenuhi kebutuhan ketahanan pangan dan air secara nasional," ujar Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas dalam keterangan tertulis, Kamis (20/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anas menambahkan konstruksinya dibangun mulai Desember 2020 dan diharapkan selain dapat menyokong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar, bendungan ini dapat meningkatkan nilai daya saing Sulawesi Barat lewat infrastruktur dan memenuhi pemerataan pembangunan antar wilayah.
Bendungan ini berlokasi tepatnya di Sungai Salule'bo yang merupakan anak sungai Budong-Budong. Dengan dibangunannya bendungan ini maka berpotensi manfaat air baku 0,41 m3/detik, mereduksi banjir 341,59 m3/detik dan dapat mengaliri air untuk irigasi seluas 3.577 Ha. Tak hanya itu bendungan pertama di Sulawesi ini juga dapat bermanfaat menjadi pembangkit listrik 0.60 megawatt.
Bendungan yang bertipe urugan zonal ini memiliki inti tegak volume tampungan sebesar 65,18 juta m3 dan luas genangan sebesar 369,12 Ha sehingga diharapkan dapat mereduksi banjir di kecamatan Budong-Budong, Karossa dan kota Topoyo sebesar 60% di kawasan rawan bencana banjir. Keberadaannya bakal menambah deretan tempat pariwisata di Sulawesi Barat.
Tak hanya sedang mengerjakan bendungan di Sulbar ini, Brantas Abipraya saat ini juga sedang merampungkan beberapa bendungan lainnya. Bendungan-bendungan tersebut antara lain Bendungan Bener di Purworejo, Bendungan Sepaku Semoi di Kalimantan Timur, Bendungan Bintang Bano di Nusa Tenggara Barat, Bendungan Bagong di Trenggalek, dan Bendungan Jragung di Semarang.
Kemudian Bendugan Semantok di Jawa Timur, Bendungan Cipanas di Sumedang, Bendungan Ciawi di Bogor, Bendungan Keureuto di Aceh, Bendungan Bulango Ulu di Gorontalo, Bendungan Sidang di Bali dan Bendungan Beringin Sila di Sumbawa.
"Semoga ke semua proyek-proyek bendungan Abipraya, khususnya Bendungan Budong-Budong ini dapat tuntas tak hanya tepat waktu tapi juga tepat mutu, kualitas sesuai rencana dan manfaatnya dapat segera dirasakan masyarakat di Sulbar," kata Anas.
Dalam pembangunan keseluruhan bendungan yang sedang dirampungkan, Anas mengatakan pihaknya mengedepankan kualitas mutu, pelayanan dan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan), khususnya saat pandemi COVID-19. Brantas Abipraya selalu memantau kesehatan para tenaga kerja di proyek, dan memprioritaskan penerapan protokol kesehatan yang dilakukan di proyek dengan disiplin.
Brantas Abipraya juga telah meraih penghargaan WSO Indonesia Safety Culture Awards (WISCA) dari World Safety Organization (WSO).
(prf/ara)