Persoalkan Ganti Rugi, Warga Terimbas Tol Yogya-Solo Sambangi BPN

Persoalkan Ganti Rugi, Warga Terimbas Tol Yogya-Solo Sambangi BPN

Achmad Syauqi - detikFinance
Kamis, 03 Jun 2021 16:46 WIB
Kompleks rumah situs Wonoboyo di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten tertabrak proyek jalan tol Yogya-Solo
Foto: Achmad Syauqi/detikcom: Warga terdampak tol Yogya-Solo sambangi BPN
Klaten -

Warga terdampak tol Yogya-Solo dari lima desa di Kabupaten Klaten mendatangi kantor BPN. Mereka meminta kejelasan soal ganti rugi.

"Ya cuma klarifikasi tentang penetapan harga. Yang jadi keluhan yang jelas kami merasa dirugikan," ungkap Erfianto, penggarap lahan di Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom pada detikcom, Kamis (3/6/2021) siang di kantor ATR BPN Klaten.

Erfianto selaku investor penyewa lahan pemerintah desa seluas 2 hektare lebih merasa dirugikan. Pasalnya Ganti rugi tanaman miliknya tidak sesuai harapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mestinya, kata Efrianto, perkiraan taksiran harga didasarkan pada kajian Satgas, tapi ternyata harga ganti ruginya dipukul rata.

"Mestinya appraisal dari Satgas tapi dipukul rata. Satu patok di harga Rp 6 juta apapun tanamannya," lanjut Efrianto.

ADVERTISEMENT

Padahal di lahan, imbuh Efrianto, ada tanaman jati, mahoni dan pohon pisang. Bahkan pohon pisang berbuah cuma dihargai di bawah Rp 300.

"Apa pernah ada harga pisang segitu, padahal ada pisang cavendis, pisang raja dan lainnya," kata Efrianto.

Efrianto menegaskan dirinya tidak mempersoalkan jalan tol. Dirinya mendukung dan ikhlas ada pembangunan jalan tol.

Langsung klik halaman berikutnya

Kepala Desa Demak Ijo Kecamatan Karangnongko Eri Karyanto menambahkan sejauh ini belum ada kejelasan soal ganti rugi. Dia juga menanyakan soal indikator penilaian appraisal, dan berharap persoalan yang terjadi di daerah lain tidak dibawa-bawa ke desanya.

"Kami tanyakan indikator perkiraan appraisal. Kita hanya menyikapi yang terjadi di daerah lain jangan terjadi di desa saya, setelah sosialisasi sampai kini belum ada kejelasan," kata Eri pada wartawan.

Sementara itu Kepala Kantor BPN Klaten Agung Taufiik Hidayat mengatakan warga yang datang berasal dari beberapa desa. Ada dari Desa Jungkare, Kadirejo, Karangduren, Demak Ijo dan Joho.

"Tadi ada perwakilan beberapa desa. Ada soal ganti rugi tanaman yang warga menghendaki harga per tanaman, itu kita akan undang appraisal untuk memberikan klarifikasi," jelas Agung pada wartawan di kantornya.

Soal tahapan, jelas Agung, BPN bekerja dengan time schedule sehingga ada yang merasa terlalu lama.

"Kita bekerja itu urut. Tapi kami punya target tahun 2021 ini pengadaan tanah terselesaikan," pungkas Agung.


Hide Ads