3 Biang Kerok Proyek Jalan Tol Bisa Mandek Saat Pandemi

3 Biang Kerok Proyek Jalan Tol Bisa Mandek Saat Pandemi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 09 Jul 2021 14:44 WIB
Ilustrasi - Foto udara suasana pengerjaan tol Provinsi Bengkulu - Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan di pintu tol Betungan kota Bengkulu, Rabu (20/5/2020). (ANTARA FOTO/DAVID MUHARMANSYAH)
Foto: ANTARA FOTO/DAVID MUHARMANSYAH Ilustrasi
Jakarta -

Pengelola jalan tol memaparkan masalah-masalah yang menghambat pembangunan jalan tol selama pandemi COVID-19 meradang. Bahkan, masalah-masalah ini dapat membuat kecepatan pembangunan jalan tol jadi berkurang, dan akhirnya beberapa proyek molor dari target.

Menurut Sekjen Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiyono masalah pertama yang dihadapi adalah pengetatan protokol kesehatan. Hal ini menurutnya membuat jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan di suatu proyek harus dikurangi.

Jumlah pekerja yang berkurang membuat kecepatan konstruksi menjadi berkurang. Tak jarang progress menjadi terhambat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kendalanya adalah situasi sulit ini masalah keselamatan pekerja konstruksi mereka juga manusia, prokes harus diimplementasikan selama proses konstruksi. Kondisi ini menimbulkan kecepatan progress terhambat karena kan nggak bisa kerumunan terlalu besar," kata Krist Ade dalam konferensi pers virtual ATI, Jumat (9/7/2021).

Kemudian masalah yang kedua adalah penyediaan lahan konstruksi, menurutnya saat ini pembebasan lahan menjadi terhambat. Khususnya pada proses sosialisasi pembebasan lahan ke masyarakat.

ADVERTISEMENT

Menurutnya petugas tak bisa lagi membuat sosialisasi secara massal. Maka dari itu proses pemberitahuan pembebasan lahan jadi memakan waktu lebih lama dari biasanya.

"Kedua pembangunan infrastruktur selalu ada isu penyediaan lahan, ketika proses pengadaan lahan ini tim dari BPN-nya juga terhambat. Jadi nggak bisa diskusi publik ke masyarakat untuk sosialisasi, akhirnya prosesnya tidak secepat biasanya," papar Krist Ade.

Masalah yang ketiga adalah pada aspek pendanaan, menurutnya untuk membangun jalan tol badan usaha butuh pinjaman. Namun saat ini kreditur mengetatkan syarat pinjaman di tengah pandemi.

Risiko besar pada pembangunan jalan tol membuat proyek ini menjadi sangat sulit mendapatkan pinjaman. Kreditur akan sangat selektif memilih proyek yang risikonya tidak besar.

"Ketiga aspek pendanaan, belum tentu kreditur ini punya apettite seperti sebelumnya, kreditur perbankan makin selektif. beberapa ruas mungkin akan terhambat," ungkap Krist Ade.




(hal/das)

Hide Ads