Hutama Karya Rampungkan 25 Proyek Besar Selama Pandemi, Ini Daftarnya

Hutama Karya Rampungkan 25 Proyek Besar Selama Pandemi, Ini Daftarnya

Jihaan Khoirunnisa - detikFinance
Senin, 16 Agu 2021 18:13 WIB
RS Unhas
Foto: Hutama Karya
Jakarta -

Sejak pandemi melanda Indonesia di awal tahun 2020 sampai dengan Agustus 2021, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mencatat ada 79 proyek garapan perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Rinciannya ialah 41 proyek infrastruktur jalan, bendungan, dan infrastruktur lainnya, 20 proyek EPC (Engineering, Procurement, Construction), dan 18 proyek gedung.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), Tjahjo Purnomo mengatakan pihaknya akan terus mendukung pembangunan negeri lewat berbagai infrastruktur. Upaya ini sejalan dengan tema Kemerdekaan RI tahun ini yakni 'Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh'. Perusahaan mampu membuktikan bisa tetap mempertahankan kinerja baik meski di tengah pandemi COVID-19.

"Angka tersebut merupakan akumulasi proyek yang digarap Hutama Karya di luar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) selama masa pandemi COVID-19 sejak awal tahun 2020 hingga Agustus 2021 ini," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (16/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proyek-proyek tersebut di antaranya merupakan proyek yang selesai, sedang berjalan konstruksinya, hingga proyek baru yang diraih oleh perusahaan. Proyek yang digarap perusahaan ini mulai dari infrastruktur pendidikan, infrastruktur pelayanan publik, hingga bangunan gedung," imbuhnya.

Meski ikut terdampak pandemi, namun ia memastikan seluruh proyek yang sedang digarap Hutama Karya berjalan normal. Hal tersebut sejalan dengan Instruksi Menteri (Inmen) PUPR No 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

ADVERTISEMENT

Adapun strategi yang diterapkan perusahaan untuk tetap bertahan, yaitu dengan mengimplementasikan penerapan prosedur dan protokol kesehatan yang cukup ketat. Di antaranya penyemprotan disinfektan di area kantor proyek secara rutin hingga pelaksanaan vaksinasi kepada seluruh pekerja.

Selain itu, ia memastikan tidak ada mobilisasi dari dalam dan keluar proyek serta tidak ada penambahan pekerja sementara di proyek hingga wabah COVID-19 dinyatakan aman.

"Oleh karena itu, sepanjang tahun 2020 sampai dengan Agustus 2021 ini, Hutama Karya berhasil menyelesaikan 25 proyek besar, menggarap konstruksi 38 proyek yang masih terus berjalan, serta merih 16 kontrak proyek baru yang cukup strategis," paparnya.

Diungkapkannya, tahun 2021 menjadi masa pemulihan sektor konstruksi. Hal ini karena dampak positif vaksinasi sehingga kegiatan yang sempat tertunda perlahan kembali normal.

"Kami menilai di tahun 2021 ini, sektor konstruksi mengalami fase recovery yang didukung oleh dampak positif dari proses vaksinasi COVID-19 yang digalakkan oleh pemerintah. Hal tersebut tentunya meningkatkan movement of people sehingga kegiatan konstruksi yang semula tertunda di tahun lalu perlahan dapat kembali berjalan normal," tandasnya.

Diketahui selama pandemi Hutama Karya berhasil menyelesaikan beberapa proyek seperti Bandara Pattimura Ambon, DDT Manggarai-Jatinegara, Bendungan Ladongi di Kolaka Timur-Sutra, Bendungan Bendo di Jawa Timur, Bendungan dan Jaringan D.I. Kaluku, Jembatan Pulau Balang di Kaltim, Bandara Wirasaba Purbalingga, dan PLTM Gunung Wugul.

Lalu ada PLTM Parmonangan-2, Pipa Gas Tanjung Batu Kaltimra, PLTGU Tambak Lorok Semarang, Gedung UNEJ di Jember dan Untirta di Banten, RS Mata Manado, Student Apartment Asrama Wanita UIII di Depok, hingga RS Unhas di Makassar dan RSUPT di Kupang yang masih berjalan dengan progres pekerjaan signifikan.

Sementara itu, sepanjang tahun ini perusahaan juga mendapatkan beberapa kontrak proyek baru seperti Proyek MRT CP 203 senilai Rp 1,4 triliun, Proyek ITDC Mandalika senilai Rp 376 miliar, Proyek Jembatan Kretek Bantul senilai Rp 171 miliar, Proyek Bendungan Ameroro Sulteng senilai Rp 306 miliar, dan Proyek Dermaga Sanur senilai Rp 205 miliar.

Lalu ada Proyek EPC Open Access RU VII Kasim milik Pertamina di Sorong, Proyek LPG Jatim, Proyek pembangunan gedung UPI di Bandung senilai 202 miliar, Proyek Gedung Universitas Malikus Saleh di Aceh senilai Rp 137 miliar, Proyek Gedung OJK senilai Rp 133 miliar, serta terbaru Proyek Masjid Jawa Barat senilai Rp 223 miliar.

Hutama Karya juga masih fokus untuk menyelesaikan pembangunan JTTS tahap I serta proyek-proyek strategis nasional lainnya. Sejalan dengan penunjukan Hutama Karya menjadi champion khususnya di segmen road & related buildings, ke depannya perusahaan akan banyak menggarap flagship project di bidang road & related building.

"Sehingga dalam rangka HUT RI ke-76 ini kami berharap pemerintah dan masyarakat dapat mendukung perusahaan untuk terus optimis menyelesaikan proyek-proyek yang sedang digarap, sehingga terbangun infrastruktur yang baik dan berkualitas bagi Bangsa Indonesia," pungkasnya.

Memasuki semester II tahun 2021, ia yakin bisnis konstruksi Hutama Karya khususnya pengusahaan Jalan Tol Trans Sumatera berjalan lancar. Tjahjo menjelaskan hingga semester 1 tahun 2021, perusahaan berhasil mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 6,27 triliun.

Sebagian besar perolehan kontrak baru disumbang oleh jenis pekerjaan pada proyek jalan dan jembatan, EPC, serta prasarana perhubungan. Adapun terkait target komposisi kontrak baru, Hutama Karya memastikan realisasi ini masih sesuai dengan rencana tahunan yang telah ditetapkan untuk tahun 2021.

(ncm/ega)

Hide Ads