Sebagai informasi saja, KAI sendiri merupakan salah satu anggota dari perusahaan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PT PSBI bekerja sama dengan Beijing Yawan membentuk PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan ini bertanggung jawab pada pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung.
PT PSBI dijalankan oleh 4 BUMN. Rincinya, Wijaya Karya dengan porsi saham 38%, KAI dengan porsi 25%, Jasa Marga dengan porsi 12%, dan sisanya PTPN VIII dengan porsi 25%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat porsi itu, Didiek juga mengeluh. Pasalnya pemimpin konsesi pihak Indonesia justru Wijaya Karya yang merupakan perusahaan konstruksi, padahal proyek yang berjalan adalah proyek kereta api.
"Komunikasi Indonesia China ini nggak smooth. Bisa dibayangkan, lead-nya ini kan Wijaya Karya, perusahaan konstruksi, sekarang yang dibangun kereta api. Tapi, orang saya ini orang kereta api, pimpinannya orang konstruksi nyambung nggak bahasanya," ungkap Didiek.
Maka dari itu, kini KAI menurut Didiek diminta Kementerian BUMN untuk memimpin konsesi Indonesia dalam mengerjakan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.
"Setelah masalah ini, Pak Erick dan Pak Wamen mari kita luruskan apa yang selama ini belum lurus," papar Didiek.
(hal/ang)