Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kini menelan biaya US$ 7,97 miliar, membengkak dari US$ 5,573 miliar saat awal pembangunan di 2016. Penyesuaian ongkos proyek tersebut pun sudah beberapa kali terjadi.
detikcom merangkum beberapa fakta di balik bengkaknya biaya pembangunan kereta cepat, yakni sebagai berikut:
1. Diwanti-wanti Luhut
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan pun meminta PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku kontraktor melakukan efisiensi.
"Pak Menko dan tim memang sejak mulai ikut membenahi KCIC di November 2019 terus mendorong efisiensi-efisiensi," kata Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi melalui pesan singkat kepada detikcom, Kamis (2/9/2021).
Lanjut dia, pemerintah meminta KCIC melakukan efisiensi demi menghemat biaya pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut.
"Pemerintah telah meminta KCIC untuk melakukan efisiensi-efisiensi yang bisa dilakukan agar biaya pembangunan bisa dihemat," tambah Jodi.
2. Perkiraan Bengkak US$ 1,6 M
Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi menyebut perkiraan pembengkakan biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung bakal berkisar antara US$ 1,3 miliar hingga US$ 1,6 miliar. Namun, angka akuratnya menunggu hasil dari audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Rentang pembengkakan biaya yang Jodi sebutkan berpatokan dari biaya US$ 6 miliar. Biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diketahui memang sudah beberapa kali mengalami penyesuaian.
"Total biaya sebelum ada cost overrun adalah US$ 6 miliar," tambahnya.
Jika dihitung dari biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung US$ 6 miliar dan sekarang menjadi US$ 7,97 miliar maka terjadi pembengkakan sebesar US$ 1,97 miliar. Namun Jodi belum merespons pertanyaan detikcom lebih lanjut apakah artinya pembengkakan yang terjadi melebihi perkiraan.
Simak Video: Penampakan Pembangunan Jembatan Tertinggi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung