Said Didu Sebut Ada Jebakan China di Proyek Kereta Cepat, Apa Maksudnya?

Said Didu Sebut Ada Jebakan China di Proyek Kereta Cepat, Apa Maksudnya?

Siti Fatimah - detikFinance
Kamis, 09 Sep 2021 16:54 WIB
Muhamad Said Didu
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang merupakan kerja sama antara Indonesia dengan China turut dikritisi oleh Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu. Menurutnya, terdapat jebakan China dalam proyek tersebut.

"Jebakan Proyek Kereta Api Cepat China, Jakarta-Bandung adalah pintu masuk China untuk aneksasi infrastruktur strategis di Indonesia," kata Said melalui akun twitter pribadinya.

Dikonfirmasi detikcom secara terpisah, Said Didu mengatakan, sejak awal dirinya menilai bahwa proyek tersebut tidak layak dan tidak akan balik modal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika terjadi demikian, maka kemungkinan besar negara China akan mengambil proyek-proyek infrastruktur strategis lain yang ada di Indonesia sebagai kompensasi. Hal ini menurutnya dilakukan China kepada Afrika.

"Saya lihat proyek tidak layak dan dipastikan tidak akan kembali modal, sudah dapat dipastikan. Sehingga dengan demikian maka diperkirakan seperti halnya China di berbagai negara Afrika itu kalau proyeknya tidak layak dan tidak bisa membayar utang maka biasanya dia meminta kompensasi terhadap infrastruktur lainnya," kata Said kepada detikcom, Kamis (9/9/2021).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, secara tidak langsung Said melihat peluang China untuk mengakuisisi proyek-proyek lain sangat besar. "Sangat besar kemungkinannya, sangat besar sekali karena Indonesia ini sangat strategis untuk China," ujarnya.

"Sehingga besar kemungkinan bahwa itu akan mengakuisisi infrastruktur strategis bisa saja bandara, pelabuhan, bisa juga mengambil kereta api yang lain, karena itu karakter China di berbagai negara seperti itu, begitu terus cara masuknya," sambungnya.

Bak buah simalakama, dia mengatakan, pemerintah tak bisa menarik ulang proyek tersebut. Ada baiknya, kata dia, ada seorang pejabat yang ditentukan sebagai penanggung jawab proyek.

"Tapi saya sih menyatakan, sebaiknya pembengkakan 30% itu dan kenaikan itu sebaiknya ada pejabat yang diminta bertanggung jawab terhadap proyek ini. Karena dipastikan akan merugikan BUMN dan merugikan negara, dipastikan," pungkasnya.

Seperti diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya. Total pembengkakan biaya proyek menurut PT KAI (Persero) telah mencapai US$ 1,9 miliar atau mencapai hampir Rp 30 triliun atau tepatnya mencapai Rp 27 triliun (dalam kurs terkini Rp 14.242).



Simak Video "Video: Apa yang Harus Dikuasai Masinis untuk Kemudikan Kereta Cepat?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads