WIKA Ungkap Bengkak Proyek Kereta Cepat Bisa Tembus Rp 29 T

WIKA Ungkap Bengkak Proyek Kereta Cepat Bisa Tembus Rp 29 T

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 08 Sep 2021 12:35 WIB
Logo WIKA
Foto: Danang Sugianto
Jakarta -

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan. Saat ini, jumlah kelebihan biaya itu sedang dalam perhitungan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, Ade Wahyu mengatakan pembengkakan pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan US$ 1,7-2,1 miliar. Angka tersebut sekitar Rp 24,14-29,82 triliun (kurs Rp 14.200).

"Berapa sih terjadinya biaya total dari KCIC. Saat ini masih dalam perhitungan tapi mungkin banyak di berita bahwa saat ini kisarannya cost overrun-nya mungkin kisaran US$ 1,7 sampai US$ 2,1 miliar," katanya dalam Public Expose Live 2021, Rabu (8/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Patut diketahui, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Perusahaan ini merupakan konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan perusahaan China, Beijing Yawan. WIKA merupakan bagian dari konsorsium PSBI.

Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya mengatakan, proyek ini telah membengkak sampai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 26,9 triliun.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan awalnya biaya proyek mencapai US$ 6,07 miliar atau sekitar Rp 85 triliun. Kemudian, di tengah jalan ada kemungkinan biayanya membengkak setelah ada tinjauan dari konsultan yang dilakukan KCIC.

Indikasi membengkaknya biaya proyek diketahui pada September 2020, saat itu perkembangan proyek mengalami keterlambatan dan juga kendala pembebasan lahan. Maka dari itu pemerintah meminta KCIC untuk melakukan peninjauan ulang.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Lihat Video: Penampakan Pembangunan Jembatan Tertinggi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

[Gambas:Video 20detik]



Salusra menyatakan hasil peninjauan keluar pada November 2020 silam, hasilnya benar saja pembengkakan terjadi. Di peninjauan ulang yang pertama, pembengkakan biaya proyek tercatat mencapai US$ 2,5 miliar atau totalnya menjadi US$ 8,6 miliar.

"Dari awalnya US$ 6,07 miliar tadi perkiraannya berkembang menjadi US$ 8,6 miliar waktu itu diestimasi pada November 2020 oleh konsultan dari KCIC," ungkap Salusra dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (1/9) lalu.

Selanjutnya, Salusra menjelaskan imbas dari temuan pembengkakan biaya di awal tadi PSBI selaku perusahaan gabungan BUMN melakukan tinjauan ulang sendiri. Hasil peninjauan dengan konsultan, PSBI justru menemukan pembengkakan lebih besar. Dia menjabarkan pembengkakan bisa terjadi mencapai US$ 3,8-4,9 miliar atau kalau ditotal dengan biaya proyek di awal menjadi US$ 9,9-10 miliar.

Sejak saat itu, perbaikan dan efisiensi pun dilakukan di tubuh KCIC selaku perusahaan induk yang menangani Kereta Cepat Jakarta Bandung. Manajemen dirombak, kemudian efisiensi biaya banyak dilakukan.

Setelah itu, Salusra mengatakan penghematan biaya bisa dilakukan. Meski pembengkakan tetap terjadi, namun jumlahnya tidak sebesar sebelumnya. Dari awalnya biaya proyek sebesar US$ 6,07 miliar kini hanya mengalami penambahan sekitar US$ 1,9 miliar. Bila ditotal biaya proyek menjadi hampir US$ 8 miliar.


Hide Ads