Kereta Cepat Dituding Said Didu Jebakan China, Dibantah Anak Buah Luhut

Kereta Cepat Dituding Said Didu Jebakan China, Dibantah Anak Buah Luhut

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 12 Sep 2021 11:43 WIB
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung terus dikebut. PT KCIC pun mengklaim progres pembangunan proyek kereta cepat itu sudah mencapai 77,92 persen.
Foto: Agung Pambudhy

Said Didu juga menyinggung soal perebutan proyek yang awalnya melibatkan China dan Jepang. Said Didu menilai Jepang tidak menyarankan membuat kereta cepat dari Jakarta ke Bandung karena tidak layak.

Namun karena pihak China mengiyakan keinginan pembangunan kereta cepat ke Bandung dengan biaya lebih murah maka diputuskan lah proyek ini digarap dengan bekerja sama dengan China. Namun pada akhirnya, China bagai berbohong karena proyek pun bengkak juga biayanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal itu, Jodi juga membenarkan bila proyek ini dikejar oleh Jepang dan China. Namun, bukan karena alasan lebih murah, menurut Jodi pemerintah memiliki evaluasi tersendiri sehingga China yang terpilih untuk bekerja sama menggarap proyek ini.

"Dulu Jepang dan China sama-sama mengejar proyek tersebut. Dan setelah dilakukan evaluasi oleh pemerintah maka diputuskan China sebagai pemenang," ungkap Jodi.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Jodi mengatakan memang ada kenaikan biaya, namun hal itu bukan karena kelalaian China. Kebanyakan hal itu terjadi imbas dari pandemi COVID-19.

Diakui Jodi, proyek ini kini dipantau langsung oleh Luhut mulai dari bulan November 2019 silam. Sejak saat itu juga, PT KCIC selaku penanggung jawab proyek melakukan efisiensi di segala aspek.

PT Kereta Cepat Indonesia China alias KCIC sendiri merupakan konsorsium dari perusahaan gabungan BUMN dalam PT PSBI dan gabungan perusahaan kereta China, Beijing Yawan.

"Maka setelah Pak Luhut dilibatkan di bulan November 2019 terus mendorong supaya KCIC semaksimal mungkin melakukan efisiensi di berbagai aspek," ungkap Jodi.

"Cost overrun saat ini masih dalam negosiasi dan tahap pembahasan di tingkat kementerian, BUMN sponsor dan juga pemerintah," tambahnya.


(das/zlf)

Hide Ads