Tarif LRT Jabodebek rencananya dipatok Rp 12 ribu secara flat, alias jauh dekat harganya sama. Rencana ini telah sejak lama diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Namun kini, ternyata PT KAI (Persero) selaku BUMN yang ditugaskan mengoperasikan LRT Jabodebek mengatakan perhitungan tarif itu akan berubah. VP Public Relations KAI Joni Martinus menyatakan skema tarif akan diubah menjadi progresif, maksudnya tarif akan disesuaikan dengan jarak dan tidak flat.
Artinya, semakin jauh perjalanan dengan LRT Jabodebek maka tarif akan lebih mahal. Usulan ini menurutnya sudah diajukan ke pihak Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini KAI sedang mengajukan usulan tarif progresif atau yang disesuaikan dengan jarak. Saat ini, sedang dalam tahap pembahasan dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan," ujar Joni kepada detikcom, Rabu (15/9/2021).
Joni sendiri masih enggan menjelaskan soal berapa rincian besaran tarif dan skema yang akan berlaku dengan sistem progresif ini. Mulai dari berapa tarif awalnya, tarif akan bertambah di setiap berapa kilometer, dan berapa besaran penambahannya. "Semua masih dibahas di DJKA Kementerian Perhubungan," katanya.
Joni menjabarkan untuk tarif sebesar Rp 12 ribu merupakan penetapan tarif awal penyelenggaraan LRT Jabodebek yang ditetapkan pada Permenhub no 118 tahun 2017. Namun, penentuan tarif ini diusulkan untuk diubah.