7 Keluarga Waswas Terkurung Gegara Tol Yogya-Solo, Kok Bisa?

7 Keluarga Waswas Terkurung Gegara Tol Yogya-Solo, Kok Bisa?

Achmad Syauqi - detikFinance
Senin, 20 Sep 2021 14:12 WIB
Tujuh keluarga di Dusun Pasekan Desa Ngabeyan Kecamatan Karanganom terancam terisolir gegara proyek tol Yogya-Solo
Foto: Achmad Syauqi/detikcom:
Klaten -

Di saat warga lain diguyur uang ganti rugi proyek tol Yogya-Solo jutaan sampai miliaran rupiah, tujuh kepala keluarga keluar di Klaten, Jawa Tengah terancam terisolir. Tujuh keluarga di Dusun Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten tersebut bakal dikepung sungai dan jalan tol.

"Jadi nanti seperti orang terisolasi. Sebab di timur ada sungai, selatan juga sungai sedangkan di Barat dan Utara nantinya jalan tol," ungkap Diono, warga Dusun Pasekan kepada detikcom di rumahnya, Senin (20/9/2021) siang

Dijelaskan Diono, dusunya diterjang proyek tol Yogya-Solo tapi yang terkena proyek hanya 14 keluarga. Sedangkan sisanya tujuh keluarga tidak terkena proyek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada tujuh rumah yang tidak kena proyek tol. Dari tujuh keluarga itu saja empat orang adalah kerabatnya semua," sebut Diono.

Sementara 14 keluarga yang terkena tol, kata Diono, sudah pindah dari dusunya. Ada yang pindah lokasi di desanya tapi ada yang pindah ke desa lain.

ADVERTISEMENT

"Ada yang pindah ke Desa Brangkal (Kecamatan Karanganom), ada di Sidomulyo (Kecamatan Polanharjo) tapi ada yang cuma geser lokasi dusun lain. Kita mau pindah tidak bisa, tidak punya uang," lanjut Diono.

Saat rapat RT, ujar Diono, kondisi tujuh keluarga itu sudah disampaikan ke pemerintah desa. Janjinya akan dibuatkan jalan penghubung.

"Katanya mau dikasih jalan. Pak RT sudah rapat di balai desa dengan pihak tol, tapi juga Ndak tahu nantinya bagaimana," kata Diono.

Tujuh keluarga di Dusun Pasekan Desa Ngabeyan Kecamatan Karanganom terancam terisolir gegara proyek tol Yogya-SoloTujuh keluarga di Dusun Pasekan Desa Ngabeyan Kecamatan Karanganom terancam terisolir gegara proyek tol Yogya-Solo Foto: Achmad Syauqi/detikcom:

Kondisi tujuh keluarga yang terancam terkurung ada di halaman berikutnya. Langsung klik.

Ditambahkan Diono, tujuh keluarga itu saat ini menempati lahan dusun yang tersisa di tepi sungai. Sebenarnya jika ada jembatan jaraknya dekat dengan desa lain.

"Kalau ada jembatannya tidak masalah karena dekat dengan Dusun Sidomulyo, Desa Glagahwangi, Polanharjo. Tapi jembatan itu tidak ada, dan sungai juga sangat dalam," jelas Diono.

Warga lain, Tunggal mengatakan yang tidak kena tol hanya tujuh rumah, termasuk keluarganya. Ada 14 keluarga yang pindah ke lokasi lainnya.

"Yang pindah ada 14 keluarga dan yang sisa tujuh rumah. Tujuh rumah itu dikepung timur ada sungai dan selatan sungai, sungai lebar sekitar 25 meter," ungkap Tunggal pada detikcom di rumahnya.

Rusmianto, warga Dusun Pasekan penerima ganti rugi tol mengaku juga kasihan dengan tujuh keluarga tetangganya yang tidak kena. Dirinya hanya bergeser tapi di barat tol.

'"Saya dan saudara saya pindah geser ke barat dusun tapi yang tujuh rumah tidak kena. Padahal di selatan dan timur sungai besar dan dalam," kata Rusmianto pada detikcom.

Pantauan detikcom di lokasi, tujuh rumah itu terletak di paling timur dusun. Sedangkan rumah di tengah dan barat kena proyek tol.

Di timur dusun dan selatan ada sungai cukup besar dan dalam. Rumah warga terdampak sudah dirobohkan sehingga suasana dusun sepi.

Sekretaris Kecamatan Karanganom, Wahyu Adi Pratomo mengatakan tujuh rumah itu akan dibuatkan jalan penghubung ke dusun lain. Hal itu sudah disampaikan saat rapat terakhir.

"Rapat teknis terakhir, tujuh rumah yang tersisa itu akan dibuatkan akses jalan. Tapi memang letaknya jadi terpencil sebab paling pinggir dan ada sungai," jelas Wahyu saat dikonfirmasi detikcom lewat ponselnya.


Hide Ads