Ditambahkan Diono, tujuh keluarga itu saat ini menempati lahan dusun yang tersisa di tepi sungai. Sebenarnya jika ada jembatan jaraknya dekat dengan desa lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada jembatannya tidak masalah karena dekat dengan Dusun Sidomulyo, Desa Glagahwangi, Polanharjo. Tapi jembatan itu tidak ada, dan sungai juga sangat dalam," jelas Diono.
Warga lain, Tunggal mengatakan yang tidak kena tol hanya tujuh rumah, termasuk keluarganya. Ada 14 keluarga yang pindah ke lokasi lainnya.
"Yang pindah ada 14 keluarga dan yang sisa tujuh rumah. Tujuh rumah itu dikepung timur ada sungai dan selatan sungai, sungai lebar sekitar 25 meter," ungkap Tunggal pada detikcom di rumahnya.
Rusmianto, warga Dusun Pasekan penerima ganti rugi tol mengaku juga kasihan dengan tujuh keluarga tetangganya yang tidak kena. Dirinya hanya bergeser tapi di barat tol.
'"Saya dan saudara saya pindah geser ke barat dusun tapi yang tujuh rumah tidak kena. Padahal di selatan dan timur sungai besar dan dalam," kata Rusmianto pada detikcom.
Pantauan detikcom di lokasi, tujuh rumah itu terletak di paling timur dusun. Sedangkan rumah di tengah dan barat kena proyek tol.
Di timur dusun dan selatan ada sungai cukup besar dan dalam. Rumah warga terdampak sudah dirobohkan sehingga suasana dusun sepi.
Sekretaris Kecamatan Karanganom, Wahyu Adi Pratomo mengatakan tujuh rumah itu akan dibuatkan jalan penghubung ke dusun lain. Hal itu sudah disampaikan saat rapat terakhir.
"Rapat teknis terakhir, tujuh rumah yang tersisa itu akan dibuatkan akses jalan. Tapi memang letaknya jadi terpencil sebab paling pinggir dan ada sungai," jelas Wahyu saat dikonfirmasi detikcom lewat ponselnya.
(hns/hns)