Sudah Tahu Belum? Ini Biang Kerok Biaya Kereta Cepat JKT-BDG Bengkak

Terpopuler Sepekan

Sudah Tahu Belum? Ini Biang Kerok Biaya Kereta Cepat JKT-BDG Bengkak

Siti Fatimah - detikFinance
Sabtu, 16 Okt 2021 15:45 WIB
Seperti ini penampakan terkini pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang berada di kawasan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Rabu (19/8/2020).
Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melalui tim kajiannya mencatat, biaya proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak sebesar US$ 1,3 miliar hingga US$ 1,6 miliar atau paling tinggi sekitar Rp 24 triliun.

Lalu, apa penyebab pembengkakan biaya tersebut?

Deputi Bidang Investasi & Pertambangan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto menjelaskan, pembengkakan biaya ini terjadi lantaran ada beberapa hal yang terjadi di luar perkiraan awal. Menurutnya, pembengkakan ini wajar ditemui di proyek-proyek kereta cepat di banyak negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proyek kereta cepat di banyak negara hal-hal seperti ini adalah hal-hal yang sangat wajar ditemukan. Jadi dalam kajian kami ada banyak sekali proyek kereta cepat lain yang mengalami pembengkakan biaya, karena apa, karena memang posisi geografis yang kemudian ditemui segala macam itu di luar perkiraan di awal," kata Seto di CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (16/10/2021).

Contoh kasus yang dia sebutkan yaitu saat membangun terowongan di Purwakarta, di mana ditemukan batu yang tidak bisa dibor. Sehingga harus diambil tindakan yang berdampak pada pembengkakan proyek.

ADVERTISEMENT

"Saya ambil contoh ada satu tunnel yang akan kita bangun di wilayah Purwakarta mendekat ke arah Bandung sana itu ternyata di dalam tunnel itu ketemu batu yang nggak bisa dibor. Sehingga harus ada blasting segala macam. Ini yang akhirnya mengalami pembengkakan biaya," katanya.

Lanjutnya, di awal proyek memang disepakati dengan skema business to business (B to B) termasuk tanahnya. Berbeda dengan proyek infrastruktur lain yang tanahnya dibiayai pemerintah. Untuk tanah, investasi yang telah dikucurkan dalam proyek ini mencapai Rp 15 triliun. Saat ini, pemerintah membuka ruang jika proyek ini bisa memakai APBN.

"Kebalikan proyek kereta cepat ini dibangun seluruhnya di awal dengan biaya tadi oleh konsorsium dari BUMN Indonesia dan konsorsium dari Tiongkok. Untuk tanahnya sendiri yang sudah habis sampai sekarang, yang sudah diinvestasikan sampai sekarang untuk pembebasan lahan itu semuanya sekitar Rp 15 triliun," terangnya.

Tonton juga video icip-icip Subway yang baru buka lagi di Indonesia berikut ini:

[Gambas:Video 20detik]



(eds/eds)

Hide Ads