Seberapa Penting Kereta Cepat hingga Perlu Disuntik APBN?

Seberapa Penting Kereta Cepat hingga Perlu Disuntik APBN?

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 21 Okt 2021 14:54 WIB
Tiang penyangga rel Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di kawasan Ciwastra, Kota Bandung sudah berjajar rapi disepanjang Tol Padaleunyi. Sekedar informasi, progres pembangunan kereta cepat ini sudah mencapai 70 persen.
Foto: Wisma Putra/detikcom
Jakarta -

Kereta cepat Jakarta-Bandung dinilai bakal meningkatkan daya saing Indonesia di mata global. Pasalnya, proyek yang dikomandoi oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu didukung oleh transportasi yang terintegrasi.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini akan terintegrasi dengan light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) di DKI Jakarta sehingga masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan efisien.

Tak hanya itu, transportasi ini juga akan dihubungkan dengan moda transportasi massal di setiap wilayah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kereta cepat Jakarta-Bandung juga menjadi ikon kebanggan Indonesia karena menjadi yang pertama di kawasan Asia Tenggara. Hal ini secara tidak langsung menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan ada banyak pembangunan infrastruktur baru yang dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Manfaat dari pembangunan itu, kata dia, dirasakan masyarakat setelah beberapa lama dibangun dan dioperasikan.

"Infrastruktur itu salah satu syarat untuk kita membangun daya saing. Dengan adanya kereta cepat, seperti juga jalan tol, maka ada kemudahan yang bisa berdampak baik untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Piter.

ADVERTISEMENT

Piter mengatakan bahwa dengan harga tiket antara Rp250.000-Rp350.000 dan perjalanan sekitar 30 menit sampai dengan 40 menit, layanan ini akan meningkatkan efisiensi investor dan pelaku usaha.

"Kereta api cepat akan jadi alternatif transportasi yang lebih cepat dan efisien bagi para pelaku bisnis," kata dia saat dihubungi wartawan, Ķamis (21/10/2021).

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Proyek ini memang digagas untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Hal itu tecermin dari dipindahkannya stasiun terakhir yang awalnya berada di Tegalluar ke Stasiun Padalarang.

Nantinya, KAI akan menyiapkan kereta penghubung antara Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung, sehingga penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung tak perlu bermacet-macetan menuju pusat Kota Kembang.

Selain itu, kereta cepat juga akan diintegrasikan dengan LRT di Stasiun Halim. Di mana nantinya melalui stasiun ini kereta cepat akan membuka koridor hunian baru, seperti di Karawang, untuk kaum millenial yg perlu perumahan murah namun dengan akses yang bagus ke pusat kota.


Hide Ads