Benarkah Kereta Cepat JKT-BDG Tak Sampai ke Bandung?

Benarkah Kereta Cepat JKT-BDG Tak Sampai ke Bandung?

Siti Fatimah - detikFinance
Jumat, 05 Nov 2021 11:11 WIB
Penampakan perdana kereta cepat Jakarta-Bandung
Kereta Cepat Jakarta-Bandung/Foto: Dok. PT KCIC
Jakarta -

Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mencuri perhatian banyak pihak. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyatakan progres pembangunan proyek KCJB per Oktober mencapai 79%.

Pada fase pengoperasian awal, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan melintasi sembilan kota dan kabupaten dari DKI Jakarta hingga Jawa Barat. Stasiun keberangkatan sekaligus kedatangan kereta cepat berada di wilayah Jakarta, yakni di Stasiun Halim kemudian melintasi Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan berakhir di Stasiun Tegalluar.

Ada kabar yang menyebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak sampai ke Bandung. Padahal, stasiun Tegalluar berada di Bandung, meski tidak dapat dipungkiri lokasinya sangat jauh dengan pusat kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka dari itu, Direktur KCIC Dwiyana Slamet Riyadi akan membuat integrasi moda transportasi untuk pengguna kereta cepat supaya bisa menjangkau pusat kota Bandung. Nantinya, Stasiun Padalarang dijadikan sebagai penghubung yang berdampingan dengan jalur eksisting KAI di Padalarang.

Jadi bakal ada dua pilihan menuju bandung dengan menggunakan kereta cepat, yaitu pertama berhenti di stasiun akhir Tegalluar yang lokasinya di Bandung. Kedua, berhenti di Stasiun Padalarang di pinggiran Bandung, dilanjutkan dengan moda transportasi lain dari Padalarang menuju pusat kota Bandung.

ADVERTISEMENT

Keberadaan stasiun ini dinilai dapat meningkatkan konektivitas penumpang dari pusat Kota Bandung dan Cimahi yang akan menggunakan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI " jelasnya dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (5/11/2021).

Lebih lanjut, penambahan stasiun penghubung di Padalarang bukan tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang mendasari adanya stasiun penghubung, yaitu demografi, komersial, dan infrastruktur di area Padalarang yang memadai serta untuk menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian barat.

"Stasiun KCJB akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan Kereta Cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA Konvektivitas menuju stasiun Cimahi dan Bandung," jelasnya.

Recananya, KA Feeder tersebut menggunakan rangkaian KRD yang didesain seperti KA Bandara, dan akan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di stasiun Cimahi. Pemberangkatan KA Feeder ini setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat.

Adapun durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.

Bagaimana dengan Stasiun Tegalluar? Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sementara itu, Stasiun Tegalluar yang masuk dalam rute Kereta Cepat Jakarta-Bandung diharapkan dapat menyasar penumpang di Bandung bagian timur. Moda transportasi wilayah tersebut akan terhubung dengan Bus Rapid Transit dan juga taksi.

Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar juga memiliki kemudahan aksesibilitas, mulai dari exit tol Padaleunyi arah Jakarta dan aksesibilitas dari dan menuju GBLA.

Terkait pembangunan Stasiun Walini di bagian Bandung Barat akan dihentikan sementara. Dwiyana menekankan meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan.

Ia menuturkan PT KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya sesuai arahan pemegang saham. "Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu," ujarnya.

Hingga saat ini PT KCIC masih terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif. Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran tiga terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase KCJB, menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal, Bandung, serta pengerjaan subgrade #18, #19, dan #20 di perbatasan antara Karawang dan Purwakarta.

Bentuk fisik kereta yang akan digunakan atau Electric Multiple Unit (EMU) pun saat ini sedang dalam tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, China.



Simak Video "Kereta Cepat JKT-BDG Kini Dibiayai APBN, PKS: Belum Tentu Manfaat"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads