PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah menerima pembayaran untuk proyek LRT Jabodebek dari pemerintah sebesar Rp 13,8 triliun dari nilai proek Rp 23,3 triliun. Dengan hitungan kasar, maka uang yang belum terbayar sekitar Rp 9,5 triliun.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi menjelaskan, memang dari pembiayaan Rp 23,3 triliun ada yang bersifat turnkey. Artinya, pembayaran baru akan diterima ketika proyek rampung.
"Kemudian dari LRT kebetulan dari struktur pembiayaan LRT dari Rp 23,3 triliun sebesar Rp 4,2 triliun itu sifat pembayaran turnkey harus menunggu dulu selesai, ini untuk pekerjaan depo dan sebagian stasiun," katanya dalam Public Expose, Rabu (17/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Adhi Karya telah menerima pembayaran sebesar Rp 13,8 triliun. Harapannya, sebesar Rp 1,5 triliun dibayarkan lagi pada akhir tahun ini.
Sisanya lagi, harapannya akan dibayarkan lagi pada tahun 2022 mendatang.
"Di mana sampai saat ini kita sudah menerima Rp 13,8 triliun dan harapannya di akhir tahun ini mestinya ada sisa pembayaran Rp 1,5 trilun kurang lebih. Dan sisanya dari Rp 23 triliun dikurangi Rp 15 triliun bekal kita di tahun depan," tambahnya.
Diakuinya, tahun depan masih menantang bagi Adhi Karya. Sebab, perusahaan mesti menyelesaikan utang jatuh tempo sekitar Rp 4 triliun.
"Memang tahun depan kami harus melakukan juga, menyelesaikan tantangan lainnya dalam bentuk merestruktur utang jatuh tempo dari obligasi yang kami miliki sekitar kurang lebih Rp 4 triliun," ujarnya.