Pemerintah menyiapkan Labuan Bajo sebagai wisata super prioritas. Pelabuhannya pun disulap untuk mendukung masuknya kapal-kapal pesiar atau yacht yang ditumpangi para turis asing berkantong tebal.
Namun masih ada satu kekurangan di Pelabuhan Labuan Bajo yang diungkapkan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan Bajo, Hasan Sadili, yaitu belum tersedianya stasiun radio pantai. Fasilitas tersebut terbilang penting karena berguna untuk melakukan komunikasi dengan kapal-kapal yang masuk ke kawasan Pelabuhan Labuan Bajo.
"Yang menjadi concern KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) dengan yang saat ini sangat dibutuhkan di Labuan Bajo, terkait dengan yang disampaikan Pak Wiji (Kepala Distrik Navigasi Kupang), kita belum memiliki stasiun radio pantai," katanya dalam diskusi dengan wartawan di kawasan Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu, NTT, Selasa (23/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak adanya fasilitas tersebut menyebabkan kapal-kapal wisata hingga yacht yang datang ke Pelabuhan Labuan Bajo tidak bisa berkomunikasi dengan pihak pelabuhan.
"Jadi pada saat mereka tiba di Pelabuhan Labuan Bajo, mereka kontak kita itu tidak ada, tidak bisa terdengar sama kita. Nah, itu sangat riskan dan itu sangat emergency karena kita tidak tahu aktivitas mereka di Labuan Bajo juga pada saat emergency dan lain-lain. (Stasiun radio pantai) itu sangat dibutuhkan sekali," jelasnya.
Keberadaan stasiun radio pantai menurutnya berguna pula untuk mengawasi kapal-kapal yang lewat maupun singgah di Labuan Bajo, termasuk jumlah kapal yang ada di Labuan Bajo juga akan sangat terkontrol oleh stasiun radio pantai tersebut.
"Jadi mungkin ini juga jadi masukan juga ke Pak Wiji mungkin agar segera mungkin bagaimana merencanakan agar call station ini juga bisa dibangun di Pelabuhan Labuan Bajo," tambah Hasan.