Pembangunan jalan tol Serpong-Balaraja akan berdampak pada industri properti di kawasan sekitar. Pembangunan jalan tol Serpong - Balaraja atau yang lebih dikenal Jalan Tol Serbaraja diyakini dapat meningkatkan daya tarik hunian di sekitarnya.
Terlebih pengembang properti di sekitar pembangunan jalan tol yang bisa dipastikan dapat merasakan dampak positifnya seperti aksesibilitas masyarakat yang mudah, sehingga praktis nilai lahan properti pun meningkat.
"Secara umum setiap wilayah yang diberikan akses yang baik pasti akan meningkatkan produktivitas masyarakat dan perkembangan wilayah di sekitarnya. Secara alami land use (penggunaan lahan) dan transportasi merupakan satu kesatuan sehingga pada akhirnya terjadi pertumbuhan ekonomi," ungkap Pengamat Transportasi Universitas Indonesia Alvinsyah dikutip Jumat, (10/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Alvinsyah akan terjadi hubungan timbal balik antara pengelola jalan tol dan pengembang properti hunian. Selain itu kawasan hunian di area tol Serpong - Balaraja akan lebih menarik dan lebih diminati. Lalu lintas yang menggunakan tol tersebut akan meningkat sebagaimana yang diharapkan oleh pengelola jalan tol.
Seperti diketahui, konstruksi tol Serpong - Balaraja seksi 1 Paket 2 dan 3 ditargetkan rampung akhir tahun 2021. Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan jalan tol Serbaraja memberikan peran penting dalam meningkatkan akses konektivitas dan peningkatan perekonomian masyarakat Banten, Jakarta, dan sekitarnya.
Keistimewaan Jalan Tol Serpong - Balaraja akan terkoneksi dengan sejumlah jalan tol lainnya, yaitu Jalan Tol Serpong - Ulujami yang juga terkoneksi dengan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 1 dan JORR 2.
Jalan tol Serpong - Balaraja direncanakan akan memiliki 8 Simpang Susun (SS) yang bisa menjadi akses baru dari Serpong hingga Balaraja, yakni SS CBD, SS Industri, SS Legok, SS Mekar Jaya, SS Pasir Barat, SS Jambe, SS Cileles, dan SS Tigaraksa.