Proyek Strategis HK Rampung di 2021, Ada Jalan Tol hingga Bandara

Proyek Strategis HK Rampung di 2021, Ada Jalan Tol hingga Bandara

Angga Laraspati - detikFinance
Jumat, 24 Des 2021 20:05 WIB
Ilustrasi Proyek Strategis
Foto: Dok. Hutama Karya

Budi menyampaikan nilai kontrak konstruksi sepanjang 2021 mencapai Rp 8,45 triliun. Nilai itu meliputi Kerja sama Operasional (KSO) sebesar Rp 4,42 triliun dan Non-KSO sebesar Rp 4,03 triliun. Ia juga menambahkan per september 2021 EBITDA perusahaan meningkat 36,7%, sedangkan ekuitas perusahaan tumbuh hingga 13,1%.

HK juga meraih 22 kontrak baru yang terdiri dari 14 proyek Infrastruktur (jalan, jembatan, bendungan, dll), 5 proyek Gedung, dan 3 proyek EPC. Hingga akhir tahun 2021 terdapat 70 proyek konstruksi yang masih berjalan yakni 18 proyek EPC, 12 proyek Gedung, dan 40 proyek Infrastruktur yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa proyek yang ditandatangani sepanjang 2021 meliputi proyek MRT CP 203 senilai Rp1,4 triliun, proyek ITDC Mandalika senilai Rp 376 miliar, proyek Jembatan Kretek Bantul senilai Rp 171 miliar, proyek Bendungan Ameroro Sulteng senilai Rp 306 miliar.

Ada juga proyek Dermaga Sanur senilai Rp 205 miliar, proyek EPC Open Access RU VII Kasim milik Pertamina di Sorong, proyek LPG Jatim, proyek pembangunan gedung UPI di Bandung senilai Rp 202 miliar.

ADVERTISEMENT

Hutama Karya juga menandatangani proyek Gedung Universitas Malikussaleh di Aceh senilai Rp 137 miliar, proyek Gedung OJK senilai Rp 133 miliar, serta proyek Masjid Jawa Barat senilai Rp 223 miliar.

Sedangkan untuk proyek yang masih berjalan beberapa diantaranya Runway Bandara Internasional Lombok, Bendungan Way Apu, Simpang Susun Romokalisari di Jalan Tol Surabaya - Gresik, konstruksi pada Tol Serbelawan - Siantar senilai Rp 2,2 Triliun, Apartemen Aston Pluit Sea View, Integrated Building Soekarno Hatta, Gedung Politeknik STAN, PLTU Suralaya, hingga Lawe Lawe Facilities RDMP RU V.

Selain itu, pada 2022 mendatang, selain fokus pada pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera khususnya tahap I, perseroan akan mempercepat proses pembangunan proyek JTTS serta mempercepat penyelesaian desain dan pembebasan lahan di ruas-ruas prioritas.

"Kami juga akan meningkatkan produktivitas konstruksi pada lahan sudah bebas, mempercepat perizinan yang berkaitan dengan pihak-pihak eksternal seperti Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Barang Milik Negara (BMN)," kata Budi.

Di sisi lain, Hutama Karya akan tetap fokus pada proyek-proyek non-BUJT lainnya seperti proyek jalan, jembatan, EPC, serta prasarana perhubungan. Selain itu, pihaknya juga memandang pentingnya penggunaan teknologi baru pengerjaan konstruksi ke depannya lebih efisien.

"Saat ini, Hutama Karya telah dan akan mengedepankan penggunaan-penggunaan teknologi mutakhir seperti penerapan Building Information Modelling (BIM) dan LiDAR pada setiap tahap perencanaan hingga pembangunan konstruksi," tutur Budi.

Lebih lanjut, Hutama Karya akan berupaya mengoptimalkan peluang perolehan kontrak baru pada proyek-proyek yang berasal dari pemerintah, BUMN, dan swasta. Ke depannya, perolehan kontrak baru Hutama Karya akan banyak didukung dari proyek non Jalan Tol Trans Sumatera khususnya road & related buildings.

"Kami juga melihat adanya potensi kerja sama flagship project Hutama Karya dengan world class company," pungkas Budi.


(akd/hns)

Hide Ads