Beberapa ruas Tol Terpeka memang diinfokan dibangun menggunakan teknologi vacuum consolidation method (VCM). Teknologi ini mampu mengurangi kadar air yang ada di dalam tanah.
Saat ini, Koentjoro menuturkan Hutama Karya tengah menjajaki kerja sama dengan tenaga ahli dari ITB untuk melakukan penyelidikan dan menyelesaikan masalah di ruas-ruas atau titik yang bergelombang.
Diharapkan ketika riset tersebut selesai di pertengahan tahun ketika riset tersebut selesai, Hutama Karya bisa melapisi (aspal) kembali agar perjalanan semakin nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sambil menunggu riset tersebut selesai, kita melakukan perbaikan segmental yang ruas berlubang ya kita tutup tiap 10 meter, nanti kalo sudah lebih nyaman lagi 20 meter," tutur Koentjoro.
Saat itu pun, beberapa pekerja juga seperti melapisi ulang aspal yang terdapat pada ruas tersebut. Sebuah excavator juga merauk aspal-aspal yang sudah rusak untuk digantikan dengan aspal yang baru.
Di sisi lain, lanjut, Koentjoro, indeks kenyamanan sebuah tol terbentuk berdasarkan International Roughness Index (IRI) atau tingkat kerataan dari jalanan dengan rata-rata paling bagusnya yaitu di bawah 4.
"Memang untuk STA 188-191 itu dia (IRI) mungkin di atas 4, tapi rata-rata itu Tol Bakter- Terpeka itu di bawah 4 (IRI-nya). Jadi ada beberapa titik yang perlu perbaikan untuk membantu kenyamanan. Kalau dari HK selalu pengelola taraf pelayanaan minimumnya harus terpenuhi," urainya.
Selain itu, Hutama Karya dalam melakukan pengerasan lentur juga melakukan rekonstruksi sedalam 76 cm dengan komposisi subgrade, 50 cm aggregat A, 15 cm AC Base, 6 cm AC-BC, dan 5 cm AC-WC.
(ega/hns)