Perbaikan 2 Tol Trans Sumatera Harus Kelar April, Kalau Tidak Tarif Tak Naik

Perbaikan 2 Tol Trans Sumatera Harus Kelar April, Kalau Tidak Tarif Tak Naik

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 24 Jan 2022 15:50 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang-Bengkulu Seksi Indralaya-Prabumulih di Indralaya, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (18/3/2021). Progres pembangunan Jalan Tol Palembang-Muaraenim ruas Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,8Km tersebut sudah mencapai 30,4 persen dan ditargetkan rampung pada Semester II tahun 2022. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Jakarta -

Pengelola diminta melakukan perbaikan besar-besaran terhadap dua ruas jalan tol Trans Sumatera. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki Standar Pelayanan Minimum (SPM) di ruas tol tersebut.

Adapun dua ruas tol yang dimaksud adalah ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan Kayu Agung-Palembang-Betung. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memberikan waktu perbaikan hingga bulan April 2022 mendatang.

Menurut Kepala BPJT Danang Parikesit operator diminta segera melakukan perbaikan dengan cepat dan cermat. Pasalnya, bila perbaikan tak dilakukan, dua ruas tol ini tidak bisa melakukan penyesuaian alias kenaikan tarif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada bulan April akan ada pengukuran SPM secara ulang. Tidak serta merta mereka bilang perbaikan selesai dan tarif akan dinaikkan. Akan dievaluasi ulang, sehingga saat tarif disesuaikan kondisi jalan harus sudah memenuhi standarnya 100%," ungkap Danang dalam konferensi pers yang dilakukan di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Senin (24/1/2022).

Danang mengatakan sejauh ini operator ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sudah mengajukan penyesuaian tarif pada bulan Desember 2021 yang lalu. Dia menegaskan pengajuan itu akan ditangguhkan terlebih dahulu seiring dengan perbaikan besar-besaran di ruas tersebut.

ADVERTISEMENT

Soal disetujui atau tidaknya pengajuan penyesuaian tarif itu, Danang bilang akan menunggu evaluasi SPM yang dilakukan pada April setelah adanya perbaikan besar-besaran.

"Kami juga dapat instruksi selama rekontruksi pengajuan tarif untuk Terbanggi Besar-Kayu Agung masuk ke kami Desember untuk diberikan setelah pemenuhan SPM dilaksanakan pada April. Selesai rekonstruksi kita cek kembali jalan tol itu SPM-nya sudah terpenuhi belum? Baru bisa sesuaikan tarif," papar Danang.

Seperti diketahui, berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, setiap dua tahun sekali setiap jalan tol harus disesuaikan tarifnya mengikuti laju inflasi. Di sisi lain, badan usaha jalan tol harus memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) yang ditentukan untuk mendapatkan kenaikan tarif.

SPM jalan tol mencakup kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan serta unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan.

BPJT akan menilai SPM jalan tol yang akan disesuaikan tarifnya. Kemudian diajukan ke Menteri PUPR untuk kemudian diresmikan lewat Keputusan Menteri penyesuaian tarifnya.

Penyesuaian tarif tol itu telah diatur dalam Pasal 48 ayat (3) Undang-undang (UU) Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PP Nomor 30 Tahun 2017 tentang perubahan ketiga atas PP Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.

Adapun Danang mengatakan perbaikan besar-besaran harus dilakukan karena ada evaluasi standar pelayanan minimum di jalan tol yang tidak terpenuhi. Ada tiga masalah besar yang terjadi pada struktur jalan dua ruas tol ini, mulai dari lubang dan retak hingga penurunan permukaan jalan.

Masalah-masalah tersebut ditemukan rombongan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang melakukan kunjungan pada 21 Januari yang lalu.

"Pak Menteri sudah melihat dan mendiskusikan di lapangan dengan Dirut BUJT yang bersangkutan. Mereka memiliki 3 jenis persoalan kerusakan jalan, pertama lubang dan retak, lalu leveling jembatan, dan turunnya median barrier yang dibuat dari beton," papar Danang.

Sebagai contoh masalah jalan berlubang saja, menurut Danang, dari hasil temuan BPJT ada ratusan titik yang memiliki jalan berlubang di dua ruas tol tersebut.

"Untuk asesmen lapangan November lalu, ada 126 titik jalur yang ada lubangnya. Ini diidentifikasi melalui elektronic SPM kita, ada yang tidak dipenuhi," kata Danang.



Simak Video "Ibu-Anak 'Telantar' di Tol Trans Sumatera, Diduga Ribut dengan Suami"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads