Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 80% atau tersisa 20%. Salah satu yang pekerjaan yang tersisa adalah pemasangan atau erection box girder di sejumlah titik.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menerapkan treatment khusus dalam pemasangan box girder ini. KCIC menggunakan teknologi launcher girder.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan, sisa 20% dalam proyek ini di antaranya terkait persinyalan. Namun, itu porsinya kecil dalam progres pembangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"20% itu, KCIC ini karena project kami EPC ya, sub sistem, signaling kaya plug and play, dari pihak China membawa semua teknologi kereta api cepat ke Indonesia jadi semua sistem, integrasinya jadi satu. Jadi kita memang kecil untuk progres penilaian progres terhadap sub sistem," ujarnya dalam Ask d'Boss detikcom seperti ditulis Senin (4/4/2022).
Lanjutnya, progres fisik yang tersisa cukup banyak ialah beberapa titik yang belum terpasang box girder. Dia menuturkan, pemasangan ini sempat terkendala beberapa waktu lalu karena adanya relokasi SUTT PLN, namun sudah hampir rampung. Kemudian, pemasangan box girder harus melintas di atas tol.
"Kemudian kemarin kita harus melewati jalan tol, crossing jalan tol di kilometer DK 1.135, kilometer 145 kalau jalan tol, itu yang membutuhkan waktu sekitar 2 minggu agar proses ini tidak mengganggu jalan tol di bawah, karena kan jalan tol itu aktif," katanya.
Dia menuturkan, pemasangan box girder ini dilakukan dengan penanganan khusus. Pihaknya memakai teknologi launcher girder agar tidak mengganggu lalu lintas di bawahnya.
"Kalau di samping sih nggak ada masalah, kita nggak pernah ada treatment khusus. Karena memang teknologi erection box girder kita pakai teknologi yang namanya launcher girder dan transformer atau transporter. Ini sangat efektif karena memang, bayangkan box girder seberat 700 sampai 900 ton itu diangkat dari casting yard dari tempat produksi, kemudian diangkat ke atas, ke titik dimana kita akan erection itu tidak membutuhkan traffic yang macem-macem, sangat silence," paparnya.
(acd/eds)