Aduh! Bandara Kediri Disorot DPR: Singgung Banjir Hingga Terlalu Megah

Aduh! Bandara Kediri Disorot DPR: Singgung Banjir Hingga Terlalu Megah

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 04 Apr 2022 17:30 WIB
Pembangunan Bandara Kediri terus berlangsung. Sudah sejauh mana progres pembangunan bandara yang ditarget beroperasi tahun 2023 ini?
Pembangunan Bandara Kediri terus berlangsung/Foto: Andhika Dwi/Detikcom
Jakarta -

Pembangunan Bandara Dhoho Kediri sedang berlangsung. Bandara internasional ini dibangun dengan skema KPBU yang melibatkan pabrikan rokok nasional Gudang Garam.

Anggota Komisi V DPR RI Sudewo memberikan beberapa catatan penting soal bandara bercap proyek strategis nasional (PSN) ini. Catatan yang pertama adalah sistem pengendali banjir di Bandara Kediri.

Ada lima sungai yang mengalir di sekitar lokasi proyek bandara. Bila penanganan normalisasi sungai tidak dilakukan dengan baik bisa menimbulkan masalah banjir di kemudian hari pada bagian hilir sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bandara Dhoho Kediri yang dibangun Gudang Garam ini ada masalah di situ, yaitu pengendalian banjir. Di kawasan terminal Bandara Dhoho itu ada lima sungai," ujar Sudewo dalam rapat kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri Perhubungan, Senin (4/4/2022).

Dia mengatakan sejauh ini normalisasi baru dilakukan di sekitar lokasi proyek Bandara Kediri saja, sementara di hilir, khususnya di wilayah Nganjuk normalisasi tidak dilakukan.

ADVERTISEMENT

Bisa-bisa, Sudewo mengatakan akan ada masalah banjir kiriman yang bisa terjadi. Dia meminta Kementerian Perhubungan memperhatikan hal ini.

"Saya khawatir model kerja begini itu over capacity di hilir, di hulu seolah tidak ada masalah, maka banjir kiriman bakal terjadi di Nganjuk. Seolah-olah di bandara nggak ada apa-apa, tapi di Nganjuk ada banjir disebabkan bandara ini," ungkap Sudewo.

DPR RI ingatkan soal desain Bandara Kediri. Cek halaman berikutnya.

Catatan yang kedua adalah Sudewo mengingatkan agar desain Bandara Kediri jangan cuma melihat estetikanya saja. Namun, desain juga harus bisa memenuhi fungsi-fungsinya sebagai bandara yang ramah penumpang.

"Kedua saya mau sampaikan masukan desain Bandara Kediri timbangkan unsur manusiawi, bukan estetika saja. Tapi unsur manusiawinya juga," kata Sudewo.

Dia mencontohkan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta yang terlalu megah dan pada akhirnya membuat penumpang harus kesulitan untuk mengejar pesawat karena bandara yang kelewat besar.

Memang ada tujuannya desain yang besar itu, salah satunya adalah agar para penumpang bisa melirik penyewa toko yang ada di sepanjang terminal bandara. Namun menurutnya, selama ini pun belum tentu apa yang dijajakan di bandara laku keras.

"Terminal 3 itu pembelajaran untuk melakukan desain layout bandara baru. Itu kan besar, megah, di terminal ada jalan panjang menuju pesawat. Maksudnya jalan panjang akan melalui counter dan jadi laku pada nyatanya juga nggak laku," ungkap Sudewo.

"Penumpang yang di ujung jauh di sana nggak ada yang mau belanja dan berjalan, semuanya buru-buru ke terminal yang dituju," katanya.

Lebih lanjut, catatan yang ketiga dari Sudewo adalah Gudang Garam sebagai pemrakarsa bandara seharusnya membentuk sebuah sentral ekonomi baru di Kediri. Dengan begitu, kehadiran bandara dapat menjadi nilai tambah bagi daerah itu sendiri.

"Perlu didorong Gudang Garam membuat satu sentral ekonomi baru agar Bandara Dhoho jangan eksisting kondisi sosial ini saja, harus ada kreativitas sentral ekonomi yang di-create dan menumbuhkan ekonomi di sana. Kalau perlu dengan adanya itu bandara jadi penunjang saja," beber Sudewo.


Hide Ads