Putin Minat Bangun Kereta di IKN, Kira-kira Butuh biaya Berapa?

Putin Minat Bangun Kereta di IKN, Kira-kira Butuh biaya Berapa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 03 Jul 2022 17:30 WIB
Jokowi bertemu Putin di Kremlin
Foto: Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Indonesia bakal mendapatkan dukungan dari Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan kerja sama untuk menggarap proyek perkeretaapian IKN Nusantara.

Russian Railways disodorkan langsung oleh Putin ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggarap proyek kereta api di ibu kota baru. Hal ini diungkapkan Putin dalam kunjungan Jokowi ke Rusia beberapa hari lalu.

Proyek pembangunan perkeretaapian sendiri menjadi salah satu infrastruktur dengan modal besar. Apalagi, bila kontur tanah di lokasi proyek sangat beragam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan pembangunan kereta api di Kalimantan memang akan membutuhkan biaya besar. Tidak mudah menurutnya membangun jaringan kereta api di Pulau Borneo.

Kondisi geografis Kalimantan yang memiliki tanah gambut dan juga permukaan tanah yang berbukit-bukit jadi masalahnya. Akan sangat besar biaya untuk membangun rel kereta yang butuh permukaan yang rata.

ADVERTISEMENT

"Secara teknis bisa dipecahkan cuma kan terlalu mahal. Selama ini kan solusinya cut and fill (gali dan uruk), tapi kan costnya besar banget. Teknis memang bisa tapi apakah worth it gitu antara besaran investasi dan benefit yang dinikmati," ungkap Darmaningtyas kepada detikcom, Minggu (3/7/2022).

Dalam catatan detikcom, Kementerian Perhubungan sendiri pernah mengungkapkan kisaran investasi yang dibutuhkan untuk membangun jaringan kereta api di ibu kota baru. Pembangunan sarana perkeretaapian di IKN disebut membutuhkan biaya hingga Rp 209,6 triliun. Namun angka ini masih berupa hitungan awal, belum jelas kebutuhan totalnya berapa banyak.

Biaya tersebut akan digunakan untuk membangun stasiun, kereta api subway atau bawah tanah, KRL, jalur kereta api, dan pengadaan kereta listrik

"Pembangunan transportasi perkeretaapian diperkirakan membutuhkan biaya Rp 209,6 triliun," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang kala itu dijabat Djoko Sasono dalam rapat kerja dengan Pansus IKN dan Komisi V DPR RI, Jakarta, Rabu (20/11/2019) silam.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Menurut Darmaningtyas, angka yang disampaikan Kemenhub sebetulnya lebih dari cukup. Hanya saja, yang membuatnya risau adalah uang sebesar itu akan didapatkan dari mana. Apakah negara harus mengeluarkan lebih banyak utang.

"Ya itu siapa yang mau nanggung? Russia kan nggak mungkin gratis ngasih uang begitu. Siapa yang mau tanggung? Kalau cukupnya ya bisa aja cukup. Cuma kan uangnya itu nggak kecil, siapa yang mau tanggung," ungkap Darmaningtyas.

Russian Railways sendiri pernah menggarap proyek perkeretaapian juga di Pulau Kalimantan. Namun, Maret tahun ini perusahaan pelat merah Rusia itu undur diri dan tidak meneruskan proyeknya.

Kala itu rencananya Russian Railways akan membangunan jalur atau rel kereta sepanjang 203 km yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Balikpapan.

Nah, investasi pembangunan sarana perkeretaapian ini juga cukup besar. Untuk membangun 203 km rel kereta, investasi yang harus dilakukan sebesar Rp 53,3 triliun.


Hide Ads