Menurut Darmaningtyas, angka yang disampaikan Kemenhub sebetulnya lebih dari cukup. Hanya saja, yang membuatnya risau adalah uang sebesar itu akan didapatkan dari mana. Apakah negara harus mengeluarkan lebih banyak utang.
"Ya itu siapa yang mau nanggung? Russia kan nggak mungkin gratis ngasih uang begitu. Siapa yang mau tanggung? Kalau cukupnya ya bisa aja cukup. Cuma kan uangnya itu nggak kecil, siapa yang mau tanggung," ungkap Darmaningtyas.
Russian Railways sendiri pernah menggarap proyek perkeretaapian juga di Pulau Kalimantan. Namun, Maret tahun ini perusahaan pelat merah Rusia itu undur diri dan tidak meneruskan proyeknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu rencananya Russian Railways akan membangunan jalur atau rel kereta sepanjang 203 km yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Balikpapan.
Nah, investasi pembangunan sarana perkeretaapian ini juga cukup besar. Untuk membangun 203 km rel kereta, investasi yang harus dilakukan sebesar Rp 53,3 triliun.
(hal/dna)