Sederet Alasan Tol Trans Sumatera Nggak Bisa Tersambung Penuh 2024

Sederet Alasan Tol Trans Sumatera Nggak Bisa Tersambung Penuh 2024

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 25 Agu 2022 18:30 WIB
Tol Binjai-Pangkalan Brandan
Foto: Dok. PT Hutama Karya (Persero)
Jakarta -

Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tidak bisa tersambung penuh pada 2024. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan sampai 2024 hanya bisa terealisasi hingga tahap II dari keseluruhan tahap IV.

Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR Reni Ahiantini mengatakan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera tahap II dimulai dari Betung, Jambi, Rengat, sampai Pekanbaru sepanjang 574 kilometer (km). PT Hutama Karya (Persero) selaku pelaksana akan segera memulai pembangunannya.

"Tahap II menghubungkan dari Jambi sampai Pekanbaru. Sementara untuk tahap III dan IV karena memang ada prioritas dalam penyusunan anggaran, sehingga nanti mungkin akan dilaksanakan beyond 2024," kata Reni dalam Workshop Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Pembangunan JTTS, Kamis (25/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini yang menjadi arahan pimpinan setidaknya Betung-Jambi terlaksana konstruksinya sampai 2024," tambahnya.

Skema pembiayaan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera tahap II sedang terus disiapkan. Pada ruas Betung sampai Jambi, biaya investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 22,45 triliun, lalu dari Simpang Ness ke Cinto Kenang Rp 3,8 triliun, dan ke Merlung hingga Sentjalang Rp 19,1 triliun.

ADVERTISEMENT

"Ruas-ruas yang ada di tahap II yang skema pembiayaannya masih dalam tahap pembahasan antar K/L beberapa sudah mulai berproses baik itu melalui pinjaman luar negeri, maupun proses penyiapan dukungan konstruksi lainnya," bebernya.

Sementara itu, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera tahap II untuk ruas Rengat ke Pekanbaru belum ada pendanaan.

"Ruas yang belum ada pendanaannya sedang ada penjajakan dengan investor luar untuk bisa melakukan refinancing dalam konstruksi," tuturnya.

Kemudian tahap III sepanjang 658 km dan tahap IV sepanjang 594 km kemungkinan konstruksinya akan dilanjut setelah 2024.

Untuk diketahui, Jalan Tol Trans Sumatera direncanakan memiliki 28 ruas dengan total panjang 2.813 km yang pembangunannya dibagi dalam 4 tahap. Di tahap I sudah 523 km beroperasi dari ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka), Tol Palembang-Indralaya (Palindra), Tol Pekanbaru-Dumai (Permai), serta Tol Medan-Binjai (Mebi), Sigli-Banda Aceh (30 km).

Ada beberapa ruas tol yang direncanakan beroperasi di tahun ini seperti Sigli-Banda Aceh (44 km), Simpang Indralaya-Prabumulih-Muara Enim, Pekanbaru-Bangkinang, dan Tanah Penanjung-Bengkulu.

Biaya pembangunan tol Trans Sumatera bengkak di halaman berikutnya. Langsung klik

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengungkapkan butuh Rp 572 triliun untuk menuntaskan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Nilai itu lebih besar dari rencana semula Rp 547 triliun.

Peningkatan biaya investasi Jalan Tol Trans Sumatera disebut dipengaruhi oleh perubahan jadwal pembangunan. Selain itu, saat ini perkiraan biaya sudah lebih akurat seiring dengan pelaksanaan Detail Engineering Design (DED) yang lebih lengkap.

"Pembangunan JTTS di beberapa ruas terkendala oleh adanya peningkatan eskalasi biaya konstruksi, perubahan struktur bangunan, termasuk adanya jalur-jalur konservasi satwa. Pembebasan lahan di beberapa daerah juga masih mengalami hambatan atau kemajuan yang mungkin tidak sesuai dengan rencana," kata Luky.

Dengan biaya tidak sedikit, Luky mendorong PT Hutama Karya (Persero) selaku pelaksana proyek Jalan Tol Trans Sumatera agar terus mencari alternatif pembiayaan yang inovatif dan kreatif. Dengan kata lain tidak hanya mengandalkan biaya dari APBN dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Kalau dulu mungkin hanya bergantung dari instrumen PMN, sekarang kita punya instrumen penjaminan, ada namanya dukungan konstruksi, kita bisa menjual berbagai fitur-fitur seperti yang berkaitan dengan pembangunan hijau, pembangunan yang sifatnya mendukung SDG's. Itu yang harus coba kita kembangkan terus supaya kita bisa menyelesaikan JTTS ini secara keseluruhan sampai tahap III," tutur Luky.

(aid/hns)

Hide Ads