Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Andi Amanna Gappa menjelaskan, kegiatan kereta ini merupakan angkutan perintis. Dia mengatakan, pembiayaan operasional kereta ini dilakukan pemerintah.
"Kebetulan untuk kegiatan angkutan penumpang, kegiatan penumpang ini masih disubsidi perintis, artinya pembiayaan untuk operasi sudah di-cover oleh pemerintah," katanya kepada detikcom, Selasa (30/8/2022).
"Yang kami dengar sudah kontrak, karena kegiatan pelelangan ini ada di bawahnya Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api. Ini sudah dilelangkan, untuk tiga tahun pengoperasian secara perintis," tambahnya.
Dia mengatakan, karena angkutan perintis maka tarifnya tidak akan seperti tarif komersil. Namun, ia mengaku belum mendapat informasi yang jelas berapa tiket kereta api tersebut.
"Memang saat ini belum ada informasi secara tegas berapa biayanya, tapi kami yakin karena perintis ambilnya mungkin diambil tarif yang murah dulu, yang penting ada perubahan pola transportasi masyarakat dari menggunakan transportasi darat beralih ke kereta api," jelasnya.
Ditanya kisarannya, ia menyebut bisa saja tarifnya Rp 5 ribu, Rp 10 ribu ataupun Rp 20 ribu. Meski demikian, ia menuturkan, tarif kereta ini kemungkinan dipukul rata.
"Kalau boleh kisaran-kisaran, bisa jadi Rp 5 ribu- Rp 10 ribu atau mungkin Rp 20 ribu itu kan layanannya 71 km. Karena kan belum ada juga kita tetapkan tarif jarak dekat maupun jarak jauh, karena kan perintis ya, jadi kita pukul rata nanti tarifnya," jelasnya.
"Ya dipukul rata karena message-nya ini untuk angkutan penumpang perintis, subsidi perintis," sambungnya.
(acd/ara)