Tembus Rawa hingga Kebun Sawit, Begini Perawatan Tol Terpanjang di RI

Tembus Rawa hingga Kebun Sawit, Begini Perawatan Tol Terpanjang di RI

acd - detikFinance
Jumat, 16 Sep 2022 08:58 WIB
Perawatan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung
Foto: Dikhy Sasra/detikcom: Perawatan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung
Lampung -

Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) telah diresmikan pada 2019 lalu. Tol tersebut kini masih menyandang gelar tol terpanjang di Tanah Air, membentang sepanjang 189 km.

Untuk melintas tol ini, salah satunya bisa dilakukan melalui Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 km yang merupakan 'gerbang' Pulau Sumatera. Tol Terpeka merupakan tol yang tersambung dengan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan salah satu akses utama yang menghubungkan antara Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan.

detikcom telah menjajal tol terpanjang di Indonesia ini, Senin (5/9/2022). Saat melintas, pengendara akan mendapat suguhan berupa pemandangan yang hijau. Sebab, tol ini menembus perkebunan seperti sawit, karet hingga nanas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kontur tanah tol cenderung naik turun. Sementara lapisan jalan pada tol ini beragam, ada yang berupa beton dan aspal.

Untuk saat ini, pengendara yang melintas Tol Terpeka mesti ekstra hati-hati. Sebab, pengelola tol yakni PT Hutama Karya (Persero) tengah melakukan perawatan jalan di sejumlah titik untuk meningkatkan kualitas jalan. Salah satunya di Jembatan Sodong di KM 252-254.

ADVERTISEMENT

Branch Manager Hutama Karya Ruas Terpeka Yoni Satyo Wisnu Wardhono menjelaskan, tanah rawa merupakan salah satu tantangan di Tol Terpeka. Hal itu seperti di Jembatan Sodong yang berdiri di atas tanah rawa tersebut.

"Memang sudah masuk wilayah rawa jadi tidak jarang konstruksinya bisa turun. Jadi kita bikin konstruksi sesuai dengan kontur tanahnya," katanya.

Maka itu, untuk perawatan Jembatan Sodong menggunakan slab on pile. Sederhananya, slab on pile merupakan konstruksi di mana jalan ditopang oleh tiang-tiang beton.

"Memang di titik tersebut tidak bisa dilakukan penimbunan tanah jadi kita membutuhkan kontruksi yang cocok untuk menopang beban rencana. Jadi makanya kita menggunakan slab on pile," ujarnya.

Bersambung ke halaman berikutnya, masih ada informasi menarik. Langsung klik

Sementara, Project Director Ruas Pemeliharaan Tol Terperka, Fahrudin Haryanto menjelaskan, Jembatan Sodong dibangun di atas sungai yang merupakan batas alam antara Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan. Terangnya, setiap bulan pihaknya melakukan evaluasi terkait standar pelayanan minimal di jalan tol, tak terkecuali Jembatan Sodong.

Setelah peresmian tahun 2019, pihaknya mengamati terjadi penurunan tanah di jalan pendekat atau oprit jembatan. Setelah dievaluasi ternyata memang diperlukan peningkatan struktur di oprit jembatan menjadi pile slab atau pembetonan yang berdiri di atas tiang pancang.

Tiang-tiang pancang ini ditanam ke bawah tanah hingga ditemukan tanah yang baik atau kuat untuk menopang tiang dan beton jalan. Rata-rata, tiang pancang itu ditanam hingga 40 meter ke dalam tanah.

Diakuinya, untuk melakukan perawatan jalan ini bukan tanpa tantangan. Apalagi, sebagian tanah di wilayah Sumatera Selatan berupa tanah rawa.

"Jadi tantangan yang terkait geoteknik kita harus investigasi ulang kedalaman tanah baiknya, sehingga ditemukan konstruksi yang pas untuk mengatasi kendala itu. Karena seperti diketahui di daerah Sumsel kebanyakan sebagian merupakan tanah rawa yang mungkin tidak cukup dengan kondisi perkerasan yang seperti biasa," paparnya.

Tantangan selanjutnya, pembangunan dilakukan saat tol beroperasi. Maka itu perlu penanganan khusus terkait pengaturan dan manajemen lalu lintas supaya tidak terjadi penutupan permanen, yakni dengan contra flow.

Pihaknya menargetkan, penanganan terhadap Jembatan Sodong akan rampung Desember mendatang. Begitu juga Jembatan Todeng Ram dan sejumlah titik lain yang juga sedang dilakukan perawatan.

"Kita usahakan 15 Desember itu untuk (Jembatan) Tedong Ram dan Sodong ini selesai. Termasuk juga untuk yang perkerasan yang kondisi prioritas, dalam artian yang berat itu 15 Desember harus bisa kita selesaikan untuk menghadapi Nataru (Natal Tahun Baru)," jelasnya.

(acd/hns)

Hide Ads