Bukan Satu Dua, Ini Sederet Peringatan Jakarta Tenggelam

Bukan Satu Dua, Ini Sederet Peringatan Jakarta Tenggelam

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 20 Sep 2022 15:53 WIB
Ditengah maraknya isu perpindahan Ibu Kota, ada satu faktor yang ikut menyeret dan ancaman nyata yang kini telah dirasakan. Akankah Jakarta tenggelam?
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Kekhawatiran soal Jakarta yang terancam tenggelam kembali mencuat. Kali ini datang dari unggahan video yang viral di media sosial. Dalam video tersebut tampak bagaimana permukaan air laut lebih tinggi dari daratan. Beruntung masih ada tanggul yang menghalangi masuknya air laut ke daratan.

Peringatan soal Jakarta tenggelam sebenarnya bukan satu dua kali disampaikan. Bahkan, bukan satu atau dua pihak saja yang menyampaikan. Banyak hasil studi dan paparan yang menunjukkan potensi Jakarta tenggelam.

Dirut PAM Jaya

Salah satunya datang dari Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, pada awal Agustus lalu. Ia menyoroti kondisi tingginya penggunaan air tanah di ibu kota, yang bisa berimbas pada bencana tersebut apabila tidak ditindaklanjuti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila perilaku masyarakat dalam menggunakan air tanah terus terjadi, Ia menambahkan, hal itu dapat menenggelamkan 90 persen wilayah Jakarta, khususnya di bagian utara.

"Dan prediksinya di tahun 2050 diprediksikan 90 persen dari wilayah Jakarta terutama di bagian utara itu akan bisa juga kemudian tenggelam karena budaya atau kemudian penggunaan air yang kemudian tidak segera diselesaikan dan terus mengambil air dari tanah yang memang semakin seeking pastinya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, dalam menyikapi kondisi ini Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintahan Pusat didorong untuk segera mengambil langkah antisipasi.

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta

Tidak hanya Arief, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Ida Mahmudah juga menyoroti perihal ini. Ia meminta ketegasan Pemprov DKI terkait aturan pemakaian air tanah.

"Ini memang ketegasan pemda DKI terkait aturan pemakaian air tanah," kata Ida kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

"Satu contoh saja rumah susun kita itu banyak yang belum tersambungkan oleh air PAM. PDAM belum menyambungkan pipanya ke rumah susun yang ada di pemda DKI, ini satu contoh. Memang kurang konsennya kita terhadap pemakaian air ini," kata dia.

Dari sanalah, Ida mendorong adanya peraturan daerah (Perda) terkait dengan penggunaan air tanah ini demi menyelesaikan permasalahan tersebut.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Simak Video: Kawasan Muara Baru Jakut Diprediksi Tenggelam pada 2050

[Gambas:Video 20detik]



Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta

Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta fraksi Gerindra Syarif juga turut buka suara. Mengenai perkara prediksi Jakarta tenggelam ini, ia mengatakan, sebetulnya sudah diperingatkan sejak 15 tahun lalu.

"Yang pertama saya ingin katakan prediksi itu sudah lama ya diingatkan 15 tahun yang lalu. Banyak faktor yang menyebabkan DKI itu terancam tenggelam, ada pemanasan global, penurunan permukaan tanah, sekarang penggunaan air tanah yang tak terkendali sehingga merusak struktur tanah sehingga terjadi penurunan tanah, sehingga Jakarta kalau dilihat tepi pantai itu sudah di bawah pantai, sehingga ada upaya misalnya membuat tanggul," kata Syarif kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

NASA

Bukan hanya dari dalam negeri, lamaran Jakarta Tenggelam juga datang dari luar negeri. Kali ini datang dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Prediksi Jakarta sangat berisiko dan rentan tenggelam itu diungkapkan NASA pada laman resminya tengah tahun ini. Penyebabnya, kombinasi banyak faktor, perubahan iklim, jumlah penduduk yang terus bertambah, juga eksploitasi air di ibu kota RI itu.

"Dengan meningkatnya suhu global dan pencarian lapisan es, banyak kota pesisir menghadapi risiko banjir yang semakin besar. Itu dikarenakan kenaikan permukaan air laut," tulis NASA.

Rata-rata permukaan laut global naik sebesar 3,3 milimeter per tahun. Sudah begitu, hujan semakin intens dengan atmosfer yang makin memanas.

Selain itu, turunnya permukaan tanah Jakarta juga dipercepat oleh urbanisasi, perubahan fungsi lahan, dan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Menyempit atau tersumbatnya saluran sungai dan kanal oleh sedimen dan sampah juga turut mempercepat penurunan tanah Jakarta.


Hide Ads