PLBN Jagoi Babang Hampir Rampung, Infrastruktur Pendukung Sudah Siap?

Tapal Batas

PLBN Jagoi Babang Hampir Rampung, Infrastruktur Pendukung Sudah Siap?

Nurcholis Ma - detikFinance
Selasa, 20 Sep 2022 22:39 WIB
PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, tengah dikebut pembangunannnya. Begini potretnya dari atas.
Foto: Rifkianto Nugroho
Bengkayang -

Pemerintah Kabupaten Bengkayang tengah menyiapkan berbagai sarana, prasarana hingga sumber daya manusia (SDM) menjelang dirampungkannya pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang. Sebab kehadiran kawasan PLBN diprediksi dapat membuat 'ekonomi baru' hingga meningkatnya lalu lintas dari dan menuju Indonesia maupun Malaysia.

Sebagai informasi, Jagoi Babang merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Letaknya yang berbatasan itu lah membuat daerah tersebut kini tengah dibangun PLBN Jagoi Babang.

Dari Pontianak atau pusat Pemerintahan Provinsi, Jagoi Babang bisa ditempuh selama 7-9 jam perjalanan lewat jalur darat. Sementara dari pusat kabupaten, Jagoi Babang dapat ditempuh selama 2-3 jam. Hal tersebut berbalik dengan jarak yang lebih dekat dengan pusat Kota Serikin, negara bagian Serawak, Malaysia yang dapat ditempuh sekitar 40 menit-1,5 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jarak yang lebih dekat itu pula lah yang membuat kebanyakan warga Jagoi Babang (dan sekitarnya seperti Kecamatan Seluas dan Sidin) lebih sering berbelanja kebutuhan sehari-hari maupun berdagang ke Pasar Serikin yang ada di Malaysia. Apalagi ditambah dengan ikatan saudara serumpun suku Dayak Bidayuh yang mayoritas berada di tapal batas kedua negara.

Sementara tempat wisata alam dari Jagoi Babang yang ada di Indonesia disebut lebih unggul dibanding yang ada di Malaysia. Ketty, warga Jagoi Babang, bercerita kondisi alam seperti adanya air terjun dan perbukitan di Jagoi Babang bisa menarik para pelancong dari Malaysia.

ADVERTISEMENT

Belum lagi adanya wisata budaya berupa gawai (ritual adat untuk syukuran setelah panen yang dilakukan suku dayak) yang sering mendatangkan wisatawan mancanegara, termasuk dari sekitar Malaysia yang merupakan suku serumpun Dayak Bidayuh.

Misalnya di Jagoi Babang ada Bung Kupuak, kampung adat yang sudah mendapat penghargaan sebagai 'Kampung Adat Terpopuler di Indonesia' oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Lalu ada rumah adat sebujit (yang miniaturnya sudah ada di Taman Mini Indonesia Indah mewakili rumah adat khas Kalimantan Barat) di Siding dengan ritual adatnya berupa mencuci tengkorak leluhur bernama nyobeng sebujit.

Namun, kondisi infrastruktur di sekitar Jagoi Babang masih kurang dan masih dalam proses pembangunan. Di Sebujit, misalnya, saat tim Tapal Batas detikcom berkunjung ke sana, listrik 24 jam baru dirasakan masyarakat sekitar dua bulan belakangan. Jalanan aspal pun masih setengah yang sudah jadi dan belum sampai ke kawasan wisata budaya menarik wisatawan mancanegara tersebut.

Dari segi penginapan, pengunjung tidak banyak memiliki pilihan. Hanya ada dua penginapan yang ada di Jagoi Babang dan satu penginapan di kecamatan setelahnya, yaitu Seluas. Meski begitu, Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis meyakini kehadiran PLBN Jagoi Babang nantinya akan membuat infrastruktur di Jagoi Babang dan sekitarnya menggeliat.

Baca Selanjutnya >>>

"Paling tidak orang yang datang akan ramai. Masyarakat akan buka kuliner, akan ada perdagangan antara pihak Indonesia dan Malaysia. Perdagangan bisa diatur yang tadinya ilegal bisa menjadi legal. Dan akan membuat masyarakat semakin tumbuh, termasuk di daerah sekitarnya," ujarnya belum lama ini.

"Sektor pariwisata (juga akan tumbuh) pasti karena dengan adanya PLBN, jarak tempuh (Kota) Kucing dengan daerah kami kurang lebih 1 jam, otomatis ekonomi akan tumbuh. Jadi (sekarang hanya tinggal) bagaimana Pemda Bengkayang menyiapkan fasilitas untuk sektor pariwisata," imbuhnya.

Menurutnya, PLBN Jagoi Babang menjadi pintu masuk terdekat warga Malaysia dibanding PLBN Aruk, Entikong, dan Badau. Ia menyebut pembangunan PLBN Jagoi Babang juga akan menutup jalur tikus imigran ilegal, meningkatkan pendapatan negara, serta menjaga kedaulatan rupiah.

"Kalau PLBN dibuka, transaksi pasti di Indonesianya pakai rupiah. Makanya ke depan yang harus dipikirkan oleh negara yakni kawasan free trade zone ini bisa nggak dibangun antara Serikin dan Jagoi di tengah-tengahnya," ujarnya.

Pembangunan PLBN Jagoi Babang juga turut disambut PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). Kepala Unit Bank BRI Seluas Zerry Hudha menyebut pihaknya terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan BRI Cabang Singkawang maupun BRI pusat dalam penyediaan layanan yang nantinya akan ada di PLBN Jagoi Babang. Sampai saat ini, kata Zerry, baru ada permintaan pemasangan mesin EDC Merchant di kantor imigrasi yang akan ada di PLBN Jagoi Babang.

"Yang sudah pertama dilakukan adalah nanti akan disediakan EDC Merchant atau kerja sama dengan kantor imigrasi. Selanjutnya kalau tidak ada halangan atau sesuai akan ada pemasangan mesin ATM, tentunya kita tunggu (arahan) dari pusat," ujarnya.

"Karena kita melihat tempat dulu, berdasarkan informasi di sana nanti ada pasar, nanti bakal ada kios-kios, rencananya nanti kalau ada tempat untuk mesin ATM, otomatis kita akan ada di sana. Kalau tidak ada kita pun akan pasang di lokasi terdekat. Dari sekarang siap pembukaan perbatasan, kita dari pihak BRI sudah siap," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!


Hide Ads