Menteri PUPR Basuki Hadimuljono buka-bukaan soal rencana pembuatan tol bawah laut alias immerse tunnel di ibu kota baru. Jalan ini akan masuk ke dalam jaringan jalan tol yang menghubungkan Balikpapan ke IKN.
Sejauh ini, Basuki bilang proyek tol yang akan menembus Teluk Balikpapan itu sedang didesain dan mulai diuji kelayakan atau feasibility study. Basuki menjelaskan pemerintah tidak akan melakukan penggalian apapun untuk membangun tol bawah laut ini. Bentuk jalan tolnya berupa sebuah struktur terowongan yang ditenggelamkan ke dalam laut.
"Ini modelnya bukan digali, tapi dengan kayak kontainer atau struktur terowongan yang ditaruh di bawah laut. Bukan digali jadinya," papar Basuki ketika ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bicara progress-nya, Basuki menargetkan proyek ini mulai bisa ditenderkan tahun 2023 nanti apabila proses feasibility study dan desain awalnya sudah selesai dibuat.
"Mudah-mudahan 2023 nanti dimulai, di-tender," ungkap Basuki.
Soal anggarannya, Basuki enggan bicara banyak. Pihaknya masih akan menunggu hasil feasibility study yang dilakukan. "Belum ada (potensi anggaran) kita masih menunggu feasibility study," katanya.
Cuma yang jelas jalan tol yang akan pertama kali dibangun di dekat IKN akan menghubungkan Balikpapan lewat Jembatan Pulau Balang. Dari catatan detikcom sendiri tol bawah laut akan dibangun sepanjang 1-1,5 km.
"Ada 47 km dari Balikpapan sampai ke Jembatan Pulau Balang, nanti kita teruskan dengan immerse tunnel," papar Basuki.
Sebagai informasi, sebelumnya Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra Atmawidjaja mengatakan butuh biaya yang besar untuk membangun tol bawah laut. Estimasi biayanya mencapai Rp 4 triliun per km.
"Lagi feasibility study, kan itu mahal. Satu km-nya Rp 3-4 triliun. Ya betul yang immerse tunnel, mahal itu," katanya kepada wartawan di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Senin (8/8/2022).
Menurut Endra, setelah uji kelayakan selesai maka proyek ini mulai dikerjakan. Pemerintah masih menunggu gambaran terkait pengembalian investasi. Dia mengatakan investor masih menantikan hasil uji kelayakan dan kepastian tentang gambaran pengembalian investasi.
"Ya kalau feasibility-nya 12% ya cukup menarik. Artinya di atas bunga bank, bunga pinjaman. Kan itu," sebut Endra.
(hal/dna)