Banjir Bayangi Jakarta, Antisipasi Pemerintah Gimana?

Banjir Bayangi Jakarta, Antisipasi Pemerintah Gimana?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 10 Okt 2022 16:09 WIB
Banjir meredam Kebon Pala, Jakarta, Senin (10/10/2022). Ketinggian beragam mulai dari 60 hingga 100 centimeter.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Jakarta menjadi salah satu wilayah yang bercap langganan banjir. Di tengah gempuran intensitas hujan yang tinggi beberapa waktu ini pun berbagai daerah sudah mulai terendam banjir.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian PUPR sendiri sudah menyiapkan berbagai strategi untuk meminimalisir dampak banjir. Bukan cuma di Jakarta, namun di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko menjelaskan salah satu yang sudah dilakukan pihaknya sebelum musim penghujan datang adalah menyiapkan dan mengoptimalisasi pengoperasian infrastuktur tampungan air di berbagai daerah. Dia merinci optimalisasi sudah dilakukan di 107 danau, 215 bendungan, 3.464 embung, 332 situ dan 10 kolam retensi untuk mengendalikan volume air yang masuk ke sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain infrastruktur tampungan air, Jarot juga mengatakan pihaknya sudah mengoptimalisasi infrastruktur seperti tanggul pantai, sabo dam, pompa pengendali banjir, dan juga tunnel pengendali banjir.

"Kami juga melakukan peningkatan kewaspadaan dan inventarisasi alat berat sebagai tambahan untuk mencegah dan menanggulangi bencana banjir," ujar Jarot dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR, Senin (10/10/2022).

ADVERTISEMENT

Jarot juga mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai ataupun Balai Wilayah Sungai (BBWS/BWS) di berbagai daerah yang memiliki potensi bencana banjir untuk menyiapkan penanggulangan banjir.

Pihaknya pun berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memperoleh data prediksi banjir, peta prakiraan potensi banjir dan pemutakhiran peta kejadian banjir.

Di sisi lain, Jarot menyebutkan pihaknya sudah membekali diri dengan sebuah operation room yang dapat mengetahui elevasi air yang nantinya dapat menentukan seberapa besar jumlah air yang bisa ditampung di suatu bendungan untuk mengurangi potensi banjir di wilayah hilir.

"Saat ini kami sudah mempunyai Operation Room sehingga saat ini kami dapat memonitor kurang lebih 46 bendungan secara realtime kondisi bendungan ataupun tinggi elevasi air sehingga kami dapat bertindak lebih cepat lagi untuk mengurangi potensi banjir di wilayah hilir " jelas Jarot.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Faktor Penyebab Banjir

Jarot juga menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya banjir. Mulai dari adanya kerusakan daerah aliran sungai dan penyempitan daerah resapan air yang mengakibatkan berkurangnya fungsi sungai

Selain itu, dampak dari cuaca yang ekstrim akibat pemanasan global juga sangat mempengaruhi terjadinya bencana banjir.

Dalam meminimalisir terjadinya bencana banjir,
Selain memaparkan strategi yang akan dilakukan oleh Ditjen SDA, Jarot tidak lupa untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam meminimalisir potensi banjir di wilayahnya. Misalnya, mengurangi pengambilan air tanah dan membuat kolam atau sumur resapan kecil-kecilan.

"Saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya di wilayah hulu sampai ke tengah untuk sama-sama mengurangi pengambilan air tanah dan membuat sumur resapan air atau kolam penampungan air dengan mengembalikan air ke dalam bumi agar dapat mengurangi potensi bencana alam dan penurunan muka tanah," pungkas Jarot.


Hide Ads