Proyek Anti Banjir Jakarta
Selain sederet strategi lain, khusus untuk menangani banjir di Jakarta beberapa proyek penangkal banjir terus dikebut. Salah satunya adalah dua bendungan kering penangkal banjir.
Dua bendungan yang dimaksud adalah Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang terletak di sekitar kawasan Puncak, Bogor. Diyakini, dua bendungan ini bisa mendistribusikan air di wilayah hulu Jakarta dan meminimalisir kiriman air ke Jakarta yang merupakan daratan rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian PUPR lewat Ditjen SDA menargetkan pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi dapat selesai akhir tahun ini. Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan dua bendungan itu bisa selesai di bulan Oktober atau November.
"Mengenai progres Bendungan Ciawi dan Sukamahi, InsyaAllah mohon doanya kurang lebih Oktober atau November selesai," ujar Jarot dalam konferensi pers di Jakarta, dilansir dari Antara.
Di sisi lain, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pernah menjelaskan Bendungan Sukamahi dan Ciawi merupakan bendungan kering yang memang khusus dibangun untuk mengendalikan atau untuk pengendali banjir saja.
Sebagai bendungan kering, maka pengoperasinnya akan berbeda dengan bendungan lain. Kedua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau bendungan ini memang akan kering.
"Dua bendungan ini tidak akan menampung air, karena air hujan hanya ditampung sementara dan dialirkan sekecil mungkin ke Sungai Ciliwung, sehingga diatur debitnya yang harus mengalir saat musim hujan," kata Basuki dilansir dari website Kementerian PUPR.
Bendungan kering di Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia sebagai upaya merespons risiko bencana hidrometeorologi di Jakarta dan sekitarnya.
Pengoperasian dua bendungan ini akan menggunakan Aplikasi Sistem Manajemen Air Terpadu (SIMADU) Kementerian PUPR dengan memanfaatkan data klimatologi dari BMKG yang menampilkan laporan kejadian banjir/kekeringan, prakiraan cuaca dan hari tanpa hujan, termasuk prakiraan banjir dan kekeringan.
Menurut data Kementerian PUPR, pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017. Kontrak pembangunannya senilai Rp 464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya-Basuki KSO.
Bendungan Sukamahi didesain tipe urugan random inti miring dengan tinggi puncak 55 meter, lebar 9 meter dan panjang 169 meter. Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 meter kubik per detik.
Sama dengan Bendungan Sukamahi, Bendungan Ciawi juga didesain tipe urugan random inti miring dengan tinggi puncak 55 meter, lebar 9 meter dan panjang 334,5 meter. Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta meter kubik dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.
Kontrak pembangunannya senilai Rp 798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya dan PT. Sacna (KSO).
Dari data debit banjir 50 tahun-an, Kementerian PUPR memperkirakan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dapat mengurangi debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 577,05 meter kubik per detik.
Simak juga video 'Prakirawan BMKG: DKI Jakarta dan Jawa Barat Hari Ini Potensi Siaga Bencana Banjir':
Bersambung k e halaman selanjutnya.