Memang, masa kepemimpinan Heru Budi relatif singkat yakni maksimal setahun. Yayat Supriatna tak memberikan penilaian yang tegas apakah Heru Budi bisa menyelesaikan dalam waktu yang singkat. Terpenting, kata dia, Heru Budi mesti membuat masterplan untuk menyelesaikan banjir di Jakarta.
"Dengan waktu yang pendek ini, yang penting Pak Budi membuat kerangka kebijakan yang baru lah. Misalnya dalam setahun menyusun masterplan baru," katanya.
Berikutnya, Yayat meminta agar Heru Budi membuat persiapan untuk 4 bulan ke depan. Sebab, 4 bulan ke depan ini merupakan puncak musim hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk waktu yang paling dekat ini bulan November, Desember, Januari, Februari adalah bulan ancaman potensi kejadian banjir karena Januari-Februari biasanya puncak-puncak musim hujan," ujarnya.
Menurutnya, Heru Budi perlu mensiagakan secara maksimal pompa air, mengoptimalkan drainase, kemudian memindahkan titik-titik simpul kepadatan dan potensi permasalahan pada kawasan-kawasan yang sering tergenang.
"Memaksimalkan pompa-pompa dan penguatan unsur-unsur masyarakat yang sering terkena banjir untuk siaga selalu," jelasnya.
Untuk diketahui, Heru Budi sendiri dilantik sebagai Pj Gubernur oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Pelantikan digelar di Sasana Bhakti Praja, Kantor Kemendagri, Senin (17/10) pagi.
"Mengangkat Saudara Heru Budi Hartono SE MM sebagai Penjabat Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta terhitung sejak saat pelantikan untuk masa jabatan paling lama satu tahun," demikian bunyi pelantikan yang dibacakan dalam prosesi.
(acd/dna)