Ada Debat dengan China, Begini Cara Bereskan Biaya Bengkak Kereta Cepat

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 01 Nov 2022 22:48 WIB
Foto: Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo (Vadhia Lidyana/detikFinance)
Jakarta -

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan pihaknya sempat berdebat sengit dengan pihak China soal perhitungan cost overrun kereta cepat Jakarta-Bandung. Dia mengatakan pihak China meminta perhitungan pembengkakan biaya bisa lebih kecil dari yang dipaparkan.

Pembengkakan US$ 1,4 miliar menurut pihak China terlalu besar sekali.

"China itu sebenarnya malah minta angka ini turun karena mereka nggak mau akui biaya PLN, pajak, dan Telkom. Kita berdebat juga di situ pak. Mereka maunya lebih rendah, mereka merasa biaya itu merupakan kewajiban bagian pemerintah Indonesia, tapi kami negosiasi supaya itu bisa dibayar," beber pria yang akrab disapa Tiko itu dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa (2/11/2022).

Dia menyatakan cost overrun ini akan dibiayai dengan cara menyetor ekuitas tambahan dan juga menambah pinjaman ke pihak China Development Bank (CDB). Persentasenya 25% akan dibiayai dengan tambahan modal ke konsorsium Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sementara sisanya akan dilakukan dengan pinjaman oleh CDB.

Menurutnya, untuk pinjaman memang tak ada jalan lain selain meminta dari pihak CDB. Tiko bilang hal itu bisa memberikan keuntungan berupa pinjaman murah dan tenor yang lebih panjang.

"Dengan CDB kami minta tenor panjang setidaknya 30 tahun jadi tak bebani KAI dan KCIC. Alasan kami minta CDB karena tenor panjang dan bunganya murah," ungkap Tiko.

Tiko pun meminta Komisi VI DPR menyetujui PMN kepada KAI sebesar Rp 3,2 triliun untuk menyetor kewajiban ekuitas pada konsorsium KCIC. Di KCIC porsi Indonesia lewat PT Pilar Sinergi BUMN (PSBI) mencapai 60%, sisanya merupakan gabungan perusahaan China.

Nah KAI menjadi pemimpin dari gabungan perusahaan BUMN Indonesia di PT PSBI. Maka dari itu PMN akan diberikan kepada KAI untuk pemenuhan ekuitas KCIC dalam membiayai cost overrun sebesar 25%.

"Angkanya turun dari Rp 4 triliun, ini karena sudah dibawa ke Komisi XI dan juga Kemenkeu pak," jelas Tiko.

Bila semua berjalan sesuai rencana, dalam paparan Tiko dijelaskan PMN KAI Rp 3,2 triliun akan cair di minggu ke 4 Desember 2022 setelah di minggu ke 3 Desember PP PMN KAI diteken.

Simak juga video 'Jokowi-Xi Jinping Bakal Saksikan Uji Coba Kereta Cepat':






(hns/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork