Jakarta -
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyatakan sampai saat ini belum ada kesepakatan antara pihak Indonesia dan China soal bengkak proyek atau cost overrun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Padahal, di sisi lain, pemerintah sudah menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) Rp 3,2 triliun ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI untuk menambal bengkak proyek kereta cepat. KAI sendiri merupakan pemegang saham PT KCIC yang menjadi badan usaha pelaksana kereta cepat Jakarta-Bandung.
GM Corporate Secretary PT KCIC Rahadian Ratry menyebutkan pembahasan cost overrun sudah memasuki tahap akhir antara Konsorsium Indonesia dan Konsorsium China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk PMN, sampai saat ini belum diterima oleh pihaknya dan masih dalam proses penyaluran dari pemegang sahan Indonesia ke KCIC.
"Cost overrun dan PMN keduanya masih terus berproses. Meski begitu proses pembangunan dan kesiapan operasional KCJB masih terus berjalan," ujar Rahadian dalam keterangannya, Kamis (12/1/2023).
Dalam catatan detikcom, dari dua kali asersi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) diputuskan bengkak Kereta Cepat Jakarta-Bandung US$ 1,4 miliar atau Rp 21,8 triliun (kurs Rp 15.600).
Namun di sisi lain, hitungan China justru sangat jauh lebih kecil jumlahnya. Bahkan, menyentuh US$ 1 miliar pun tidak. Bulan November lalu, Dwiyana mengungkapkan hitungan pihak China, cost overrun cuma mencapai US$ 980 juta atau sekitar Rp 15,2 triliun.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Sementara itu, sampai saat ini sendiri biaya kereta cepat secara keseluruhan ditetapkan sebesar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 93,6 triliun.
Mau Bikin Akses Penumpang
Rahadian juga menjelaskan pihaknya sampai saat ini terus mengebut penyelesaian proyek. Khususnya, untuk aksesibilitas penumpang yang menjadi faktor penting dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi calon penumpang. Aksesibilitas yang mudah, diharapkan dapat berdampak positif pada bangkitan penumpang.
Di area Stasiun Halim, akan dibangun sky bridge yang akan menghubungkan stasiun LRT dan stasiun kereta cepat.
Lalu di Stasiun Karawang posisinya akan berada di dekat exit tol Purbaleunyi KM42. Di sisi lain, Deltamas akan ikut membangun jembatan dari sisi barat perumahan Deltamas menuju stasiun Karawang. Untuk di bagian timur stasiun Karawang, pihak KCJB sudah melakukan koordinasi untuk membangun dan menggunakan jalan industri THK.
Di stasiun Padalarang, aksesibilitas penumpang akan semakin mudah dengan dibangunnya akses jalan dari Kota Baru Parahyangan menuju stasiun. Pembangunan akan dilakukan pihak Kota Baru Parahyangan untuk mempermudah akses masyarakat.
Di Tegalluar akan dibangun jembatan penghubung wilayah Cibiru dengan stasiun. Selain itu KCJB juga telah berdiskusi dengan Jasa Marga untuk membuat dropzone melalui rest KM 149 atau membangun exit tol di Km 151.
"Tak hanya dari KCJB, beberapa pihak swasta juga akan turut membangun akses menuju KCJB. Tentu ini jadi hal positif untuk meningkatkan mobilitas masyarakat," papar Rahadian.
Lihat juga video 'Bangkai Kereta Teknis KCJB yang Anjlok Dievakuasi':
[Gambas:Video 20detik]