Menurutnya, akan menjadi keuntungan pemerintah Bali bila bandara bisa dibangun di Kubutambahan. Pasalnya, setiap tahun ada anggaran besar yang digunakan untuk menahan abrasi di pesisir utara Buleleng itu. Dengan adanya bandara, justru pihaknya yang akan menjadi 'benteng' abrasi di Kubutambahan.
"Pantai ini sudah bahaya kondisinya, kalau hujan atau air pasang ini air sudah naik ke daratan. Pemerintah terus menerus anggarkan penahan gelombang terus. Kalau ada kami kan ini bisa menahan semuanya," ungkap Iwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandara Bali Utara sendiri bakal memakan investasi sebesar Rp 17 triliun, uang sebanyak itu digunakan untuk membangun bandara di atas laut dan juga kawasan aerocity yang mendukung operasi bandara.
Iwan menjelaskan, bandara ini akan berdiri di atas dengan luas 600 hektare. Pada tahap pertamanya, pihaknya akan membangun satu fasilitas runway atau landasan pacu pesawat dan juga terminal penumpang.
Bila di tahun 2023 ini penlok berhasil didapatkan PT BIBU, Iwan menyatakan bandara akan dibangun dan selesai di tahun 2026. Targetnya Bandara Bali Utara akan memiliki runway pertamanya sepanjang 3,7 km. Kemudian, tahun pertama proyeksi penumpang akan berada di angka 10 juta orang.
"Di tahun pertama 10 juta penumpang, 5 tahun nambah, dan 2060 itu targetnya 30 juta penumpang. Runway pertama 3,7 km, 1800 meter yang kedua," jelas Iwan.
(hal/dna)