Rencana penerapan jalan berbayar atau electronic road price (ERP) di DKI Jakarta telah bergulir. Menanggapi hal ini, pihak MRT Jakarta mengaku sudah siapkan kajian terkait peluang bertambahnya penumpang.
"Kalau MRT tentunya sudah siapkan kajian," kata Direktur Operasional MRT Jakarta Muhammad Effendi dalam Forum Jurnalis di Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2023).
Menurut Effenfi sejak 2020 MRT Jakarta telah menyiapkan berbagai inisiatif untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dan membuat orang beralih menggunakan transportasi umum. Ia menyebutkan ada pull and push program yang dilakukan oleh MRT Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pull program yaitu dengan menyediakan kenyamanan pada penumpang. Mereka menyediakan feeder partnership program dengan beberapa mitra untuk mengambil penumpang MRT dari daerah rumahnya menuju stasiun MRT terdekat.
"Jadi mereka ambil penumpang MRT dari depan kompleks perumahan mereka ke MRT. Jadi mereka punya akses langsung dari perumahannya," ungkapnya.
Sedangkan push program adalah kerja sama ataupun usulan yang diberikan MRT Jakarta ke pemerintah daerah. Beberapa di antaranya seperti memperluas ganjil-genap, menaikkan tarif parkir dan mengurangi lahan parkir di Kawasan Sudirman dan Thamrin, membuat jalur pejalan kaki, adanya ERP, berkolaborasi dengan TransJakarta, serta membuat jalur sepeda di kawasan TB Simatupang.
Untuk mengantisipasi adanya lonjakan penumpang, baik dari penerapan ERP maupun ketika beroperasinya LRT Jabodebek, Effendi mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan kajian. Salah satunya yaitu akan memindahkan passenger gate (PG) ke area yang ramai penumpang agar tidak terjadi penumpukkan.
"Bahkan ada terobosan lagi dari tahun baru kemarin, ternyata kartu elektronik uang itu cukup banyak (digunakan). Itu yang membuat penumpukan di gate-gatenya MRT. Kita lagi coba buat, nanti akan kita gunakan iPad atau tab mobile jadi begitu ada kayak event-event besar jadi ada petugas yang akan mobile, nanti akan kita yang datangi penumpang kayak di tol," ungkapnya.
Sementara untuk kapasitas penumpang, MRT Jakarta bisa menampung hingga 450 ribu penumpang per hari.
"Kapasitas kita kalau di fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) kalau kita mengikuti dari SPM (standar pelayanan minimal) itu kita bisa mengakomodir sampai, kalau penumpangnya penuh dari pagi sampai malam itu bisa 450 ribu penumpang per hari. Tapi kalau di jam sibuk kita bisa akomodir 200 ribu penumpang per hari," paparnya.
(hns/hns)