3. Biang Kerok Manggarai Penuh Sesak
Menurut Adita Irawati kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai terjadi karena kondisi eskalator dan elevator yang tidak dapat difungsikan secara optimal beberapa hari ke belakang. Kemenhub pun meminta maaf atas kejadian tidak mengenakkan ini.
"Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan terkait kondisi eskalator dan lift di Stasiun Manggarai," ungkap Adita.
Namun, kini Adita memastikan eskalator dan elevator di Stasiun Manggarai yang melayani penumpang KRL Jabodetabek dapat difungsikan secara optimal. Adapun pekerjaan perawatan eskalator dan elevator untuk penumpang KRL Jabodetabek yang dilakukan oleh Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pekerjaan perawatan eskalator dan lift tersebut merupakan bagian dari peningkatan fasilitas penunjang stasiun dan dilakukan dengan mengganti komponen mesin yang perlu diperbaiki," ungkap Adita.
Dia juga mengklaim seluruh rangkaian pekerjaan perawatan eskalator dan elevator dilakukan pada saat malam hari secara bertahap untuk menghindari kepadatan serta penumpukan penumpang.
Saat ini tersisa satu unit eskalator di pintu barat Stasiun Manggarai atau di bagian Stasiun KA Bandara yang masih dilakukan perawatan, dan tidak akan berdampak signifikan kepada perjalanan penumpang KRL Jabodetabek.
4. Eskalator-Elevator Kurang
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menjelaskan eskalator dan elevator di Stasiun Manggarai memang harus menjadi perhatian penting. Menurutnya, selama ini fasilitas tersebut masih sangat kurang di stasiun sesibuk Stasiun Manggarai.
Padahal dua fasilitas tersebut bisa mempercepat perpindahan penumpang antar penumpang. Apalagi, dengan bentuk Stasiun Manggarai yang perpindahan peronnya berada di dua lantai berbeda.
"Di samping sering off, jumlah lift maupun eskalator juga masih kurang banyak di Manggarai, sehingga bila eskalator jumlahnya terbatas dapat menyebabkan bottle neck perpindahan transit," ungkap Deddy.
Di sisi lain, Ketua Forum Perkeretaapian dan Angkutan Antar Kota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana juga mengungkapkan hal yang sama. Akses eskalator dan elevator untuk perpindahan peron di Manggarai masih sangat terbatas.
Hal ini diperburuk dengan lebar peron 6, 7, 8 yang cenderung sangat sempit. Peron tersebut merupakan tempat transit bagi para penumpang kereta Bogor-Jakarta Kota yang berada di lantai paling dasar Stasiun Manggarai.
"Lebar peron ini relatif sempit terutama di jalur 6,7,8 untuk tujuan Tanahabang, Duri, Senen, Bekasi. Selain itu, terbatasnya akses tangga, eskalator, dan elevator untuk transit berpindah peron menjadi kendala utamanya juga," ungkap Aditya ketika dihubungi detikcom.
Aditya menyatakan sarana prasarana untuk berpindah peron di lantai yang berbeda sangat perlu ditambah. Khususnya, eskalator dan elevator yang dapat mempercepat perpindahan penumpang.
"Akses naik turun perpindahan lantai atau peron ini sangatlah perlu untuk ditambah," tegas Aditya.
5. Penumpang Minta Eskalator Ditambah
Suara dari komunitas penumpang juga mengungkapkan hal yang sama. Koordinator KRL Mania Nurcahyo menyebutkan Stasiun Manggarai sangat perlu untuk menambahkan akses perpindahan peron, khususnya perpindahan peron yang berbeda lantai.
Nurcahyo juga menyoroti fasilitas eskalator dan elevator yang sering tak berfungsi optimal. Menurutnya, operator KRL Jabodetabek wajib membuat fasilitas-fasilitas perpindahan penumpang ini harus prima.
"Tambahkan akses naik turunnya. Eskalator juga harus prima. Penumpang nggak mau dengar nggak ada anggaran perbaikan, atau alasan lainnya," tegas Nurcahyo ketika dihubungi detikcom.
Simak Video "Suasana Stasiun Manggarai Pagi Ini Usai Pemberlakuan Rute Baru KRL"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/ara)