KCIC Minta Konsesi Kereta Cepat Jadi 80 Tahun, Kemenhub: Data Belum Lengkap

KCIC Minta Konsesi Kereta Cepat Jadi 80 Tahun, Kemenhub: Data Belum Lengkap

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 16 Feb 2023 06:15 WIB
Penampakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk pertama kalinya diperlihatkan untuk umum. Penasaran?
KCIC Minta Konsesi Kereta Cepat Jadi 80 Tahun, Kemenhub: Data Belum Lengkap/Foto: Rifkianto Nugroho

Alasan KCIC Minta Konsesi 80 Tahun

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi sudah pernah menjelaskan soal alasan permohonan tambahan waktu konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung. KCIC yang menjadi operator kereta cepat meminta konsesi diperpanjang dari awalnya 50 tahun setelah waktu operasional menjadi 80 tahun.

Dwiyana mengatakan pihaknya meminta perpanjangan konsesi karena banyak perubahan situasi dan kondisi di lapangan yang membuat indikator investasi berubah.

"Kenapa KCIC meminta permohonan perpanjangan konsesi dari 50 tahun? Pertimbangan KCIC memang banyak situasi kondisi di lapangan yang berubah, jadi indikator investasi juga banyak berubah," papar Dwiyana ketika ditemui wartawan usai rapat dengan Komisi V DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwiyana mengungkapkan beberapa perubahan yang menurutnya dapat mengubah indikator keuntungan investasi. Pertama, perubahan perkiraan jumlah penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung dalam studi kelayakan 2017, KCIC dan Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) Institut Teknologi Bandung (ITB) memperkirakan penumpang kereta cepat 60 ribuan per hari.

Namun kini, jumlah itu turun sampai ke setengahnya. Ada kemungkinan hal itu terjadi karena dampak COVID-19 yang membuat kantong masyarakat belum kembali pulih.

ADVERTISEMENT

"Demand forecast dari LAPI ITB itu 60 ribu, saat ini dibuat Polar UI cuma 29 ribu. Itu mempengaruhi kondisi investasi kereta cepat Jakarta-Bandung. Itu kami kira lebih karena dampak COVID-19," ungkap Dwiyana.

Faktor kedua adalah hilangnya pendapatan dari pengembangan kawasan transit oriented development (TOD). Pihaknya terpaksa menunda beberapa pengembangan TOD di kawasan sekitar proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Karena beberapa pertimbangan kita postpone (pengembangan TOD) saat ini. Karena kita fokus anggaran yang ada menyelesaikan konstruksi dan ada kendala setoran modal PTPN VIII dalam bentuk lahan tidak disetujui pemegang saham. Kemudian termasuk juga adanya kenaikan biaya proyek atau cost overrun," ungkap Dwiyana.



Simak Video "Jokowi Sebut Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bukan Bantuan China"
[Gambas:Video 20detik]

(hal/ara)

Hide Ads