Kerugian yang dialami para supir truk saat diparkirkan di jembatan timbang karena membawa muatan berlebih atau Over Dimension Over Load (ODOL), membuat mereka terpaksa terkesa "kucing-kucingan" dengan para petugas.
Para supir truk memilih untuk lebih baik menunggu di sisi jalan yang tak bisa terjangkau petugas sambil mencari kesempatan lewat saat para petugas tengah berisitirahat atau hujan.
Dari pantauan yang dilakukan di sekitar jembatan timbang di wilayah Karawang, Jawa Barat, terlihat puluhan truk-truk ODOL berhenti di sepanjang sisi jalan yang akan melintasi jalan nasional. Tampak beberapa petugas dari Kemenhub berdiri tidak jauh dari lokasi jembatan timbang. Namun, saat hujan tiba-tiba turun, seperti ada yang memberi komando, para supir truk itu tiba-tiba saja melajukan truk mereka dengan buru-buru. Ternyata, mereka memanfaatkan kondisi hujan itu untuk menghindari pemeriksaan dari para petugas yang memang saat hujan turun itu tengah berteduh di sebuah rumah yang ada di sana.
Trik lainnya yang juga terpaksa dilakukan oleh para supir truk adalah jalan pada saat pagi hari sebelum jembatan timbang buka dan malam hari saat tutup.
Dari penyampaian seorang supir truk bernama Edi yang mengaku bernasib naas karena kebetulan saja melewati jembatan timbang pas saat dibuka, dirinya sudah hampir seminggu berada di jembatan timbang ini karena bingung tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap muatan berlebih yang dibawanya saat itu. "Saya baru kali ini ditangkap di jembatan timbang. Biasanya saya nariknya subuh atau malam hari. Saya tidak tahu jembatan timbang itu buka jam berapa. Saya pun kaget tiba-tiba distop sama petugas dan saya diminta untuk mengepok (mentransfer muatan berlebih) yang saya bawa ke truk lain," tuturnya.
Dia mengaku sangat kebingungan untuk memindahkan muatan tanah dari truknya itu ke truk lainnya. "Saya sudah telepon ke pemilik truknya tapi sepertinya tidak peduli. Saya juga sudah mencoba untuk mencari truk sendiri dari kawan-kawan, tapi tidak ada yang mau bergerak. Saya jadi bingung harus berbuat apa lagi," tukasnya.
Sayangnya, dalam sitausi sulit yang dialami supir truk itu, petugas dari Kemenhub juga tidak memberi bantuan apa-apa. Tapi, tiba-tiba, Edi menceritakan ada seseorang yang menawarkan bantuan untuk menyewakan truk dan forklift dengan harga yang menurutnya mahal. "Saya menolaknya karena saat itu saya tidak punya uang untuk membayarnya," ujarnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(dna/dna)