KCI Blak-blakan soal Kendala Impor Kereta Bekas Asal Jepang

KCI Blak-blakan soal Kendala Impor Kereta Bekas Asal Jepang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 27 Feb 2023 20:28 WIB
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mulai menguji coba penggunaan aplikasi PeduliLindungi bagi calon penumpang KRL. Uji coba digelar di 11 stasiun.
Foto: ANDHIKA PRASETIA
Jakarta -

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) buka suara soal terkendalanya impor kereta bekas asal Jepang. Kereta bekas ini rencananya untuk menggantikan beberapa kereta yang harus pensiun

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan pada tahun ini ada 10 rangakaian kereta yang harus pensiun. Sementara itu pada 2024 ada 19 rangakaian lagi yang harus pensiun. N

Cuma yang mendesak adalah untuk menggantikan 10 rangkaian kereta yang pensiun tahun ini. Kereta yang diimpor bukan untuk menambah kapasitas kereta yang dioperasikan KAI, namun hanya mengganti beberapa kereta yang pensiun saja, sehingga armada KCI tidak berkurang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang butuh konservasi. Ini yang butuh support, supaya kereta eksisting tidak berkurang," ungkap Anne ketika ditemui di kantornya, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2023).

KCI juga sudah melakukan forum group discussion (FGD) dengan berbagai pihak untuk menentukan langkah impor kereta bekas dari Jepang ini. FGD itu pun dihadiri oleh semua pihak, mulai dari lintas kementerian, pengamat, hingga pengguna.

ADVERTISEMENT

Hasilnya, impor kereta bekas memang menjadi pilihan utama untuk menggantikan kereta-kereta yang mau pensiun. Ada pilihan lain dengan melakukan peningkatan teknologi pada kereta yang mau dipensiunkan. Hanya saja pilihan itu butuh waktu 1-2 tahun untuk pengerjaannya.

"Mengingat ini sudah sangat dibutuhkan, kami memilih opsi untuk mengimpor kereta tidak baru untuk mengganti kereta yang dikonversi tadi," sebut Anne.

Anne pun menyatakan sejauh ini pihaknya sudah mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan untuk melakukan impor kereta bekas dari Jepang. Pihak Ditjen Perkeretaapian sebagai regulator utama perkeretaapian sudah setuju KCI mengimpor kereta dari Jepang.

Hanya saja saat ini pihaknya terganjal izin impor di Kementerian Perdagangan. Hal itu terjadi karena rekomendasi teknis dari Kementerian Perindustrian belum memberikan lampu hijau untuk importasi kereta bekas tersebut.

Dia enggan menjelaskan apa alasannya, menurutnya semua ada di Kemendag yang berurusan dengan Kemenperin. Cuma, kabar yang beredar Kemenperin tidak mengizinkan impor kereta bekas karena ada masalah dengan pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

"Ini tinggal izin impornya aja. Kalau secara izin teknisnya Kemenhub, sudah kita dapatkan," sebut Anne.

Soal upgrade kereta bekas setelah tiba di Indonesia, di halaman berikutnya. Langsung klik

Menurut Anne KCI tak serta merta menggunakan kereta bekas yang diimpor untuk operasional Commuter Line. Pihaknya akan melakukan upgrade pada gerbong-gerbong kereta yang diimpor itu.

Misalnya, mengganti air conditioner atau penyejuk ruangan di kereta hingga mengganti bangku-bangku di setiap gerbong dengan barang-barang yang memiliki tingkat TKDN yang tinggi.

Dari hitungan pihaknya setelah upgrade kereta itu dilakukan, tingkat TKDN setiap rangkaian kereta akan menjadi 40%-an, di atas standar yang ada.

"Kalau sudah siap dipakai, TKDN kereta ini sudah lebih dari 40%. Kayak tadi AC aja kan di sana ada pemanas dan pendingin, kita di sini dingin aja, maka AC mesti diganti itu semua dengan produk dalam negeri," ujar Anne.

Pihak Anne saat ini masih menunggu dan terus berdiskusi dengan Kemendag selaku pemberi izin untuk impor kereta bekas. Dia berharap pemerintah mau memberikan izin tersebut agar armada kereta commuter line tidak berkurang.

"Kami sangat terbuka untuk diskusikan kembali, karena ini berdampak pada masyarakat. Bagaimanapun, solusi untuk angkutan ini harus kita komunikasikan," tegas Anne.


Hide Ads