Tarif baru Tol Cisumdawu yang berlaku mulai hari ini dikeluhkan mahal oleh masyarakat. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) buka suara soal keluhan-keluhan yang muncul di tengah masyarakat.
Menurut Kepala BPJT Danang Parikesit penentuan tarif tol sudah mempertimbangkan dua hal. Pertama adalah kemampuan dan kemauan membayar dari masyarakat atau ability and willingness to pay (ATP/WTP).
Kemudian yang kedua adalah adanya penyesuaian investasi yang harus dilakukan dalam pembangunan jalan Tol Cisumdawu. Pasalnya, ada desain jalan tol yang mesti diubah.
"Ini ada pengembalian investasi kita lihat beberapa ruas seksi di Cisumdawu itu mengalami adjustment design termasuk juga yang beberapa terjadi longsor dan sebagainya di akomodasi dalam bentuk investasi, sehingga tarifnya seperti sekarang ini," ungkap Danang ditemui di Hotel St Regis, Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2023).
Kembali ke poin pertama, Danang menegaskan tarif yang ditetapkan sudah dibuat berada lebih rendah dari kemampuan membayar masyarakat, artinya lebih murah dari rata-rata kemampuan membayar masyarakat.
"Tapi ada yang kita pastikan tarif itu lebih rendah dari kemampuan bayar masyarakat itu yang paling pokok," ujar Danang.
Sebelumnya, setelah tarif mulai berlaku per pagi ini, banyak pengguna Jalan Tol Cisumdawu mengeluhkan tarif yang dipatok sangat mahal. Salah satu keluhan itu diungkapkan oleh Agus, pengendara asal Sumedang. Menurutnya, harga tol Pamulihan-Cileunyi saat ini terlalu mahal.
"Iyalah terlalu mahal kalau tarif tol Cileunyi-Pamulihan jadi Rp14.500,00," terang Agus dikutip dari detikJabar.
Menurutnya, seperti yang diutarakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya, tarif Tol Cisumdawu Seksi I dipatok sebesar Rp 1.000 per kilometernya.
"Dari Cileunyi sampai Pamulihan kan sekitar sebelas kilometer, jadi harusnya jangan ada kenaikan seperti perhitungan sebelumnya, yakni seribu (rupiah) per kilometernya," terang Agus.
Menurutnya, harga Tol Pamulihan-Cileunyi sebelumnya masih terhitung setimpal ketimbang harga yang ditetapkan hari ini. "Harga sebelumnya Masih worth it karena hitungnya seribu (rupiah) per kilometernya," terang Agus.
(hal/das)