Oleh-oleh Luhut dari China: Bunga Pinjaman Kereta Cepat Turun Jadi Segini

Oleh-oleh Luhut dari China: Bunga Pinjaman Kereta Cepat Turun Jadi Segini

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 10 Apr 2023 13:18 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan baru saja melakukan kunjungan kerja dan pertemuan tingkat tinggi ke China. Dalam kunjungan itu, Luhut sempat melakukan negosiasi soal bunga pinjaman ke China Development Bank (CDB) untuk membiayai bengkak biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Luhut menyebutkan dari awalnya tawaran bunga sekitar 4%, setelah negosiasi dilakukan China menurunkan bunga menjadi 3,4%. Pemerintah menginginkan bunga turun jadi 2%

"Kemarin itu mereka mau turun dari 4% bunganya, di bawah itu, tapi kita mau angkanya rendah lagi. Offer-nya pertama 3,4% dari awalnya 4%, tapi Kami mau kalau bisa rendah lagi," ungkap Luhut dalam konferensi pers di kantornya, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain Luhut bilang angka ini sudah sangat murah dibandingkan suku bunga pinjaman di tempat lain yang mencapai 6%. Negosiasi masih dilakukan, setidaknya sampai minggu depan. Namun, bila bunga 3,4% disepakati, Luhut menilai tidak buruk-buruk amat.

"Kalau mau pinjam keluar juga bunganya bisa 6%. Jadi ya kalau bisa 3,4%, misalnya sampai situ, ya kita sudah doing okay juga, walaupun tidak oke-oke amat, daripada kita keluar," ungkap Luhut.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menambahkan nantinya pinjaman ini memiliki tenor selama 30 tahun.

"Tenornya kira-kira 30-an tahun, ya kalau 30 tahun sudah oke lah," sebut Seto.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Seto pun mengungkapkan masih ada pembicaraan lanjutan soal penjaminan pinjaman ini. Pemerintah China ingin agar penjaminan pinjaman dilakukan langsung lewat APBN, namun pemerintah Indonesia punya opsi sendiri dengan menjaminkan pinjaman itu ke PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

"Ini terkait penjaminannya kan selama ini kita mau ada PII ya, mereka mau penjaminan langsung, kita coba negosiasi itu," ungkap Seto.

Total pinjaman yang dilakukan sendiri sebesar US$ 560 juta atau Rp 8,2 triliun (kurs Rp 14.800). Menurut Seto, pinjaman ini akan diberikan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai pimpinan konsorsium Indonesia di PT KCIC.

KAI akan memberikan uang pinjaman itu untuk operasional KCIC selaku pihak yang bertanggung jawab pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Strukturnya nanti ke KAI, KAI nanti yang inject ke KCIC," kata Seto.

Sementara itu, bila ditotal-total pembengkakan biaya kereta cepat sendiri jumlahnya disepakati US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,7 triliun. Jumlah itu, sebagian dipenuhi dengan pinjaman ke CDB, sisanya dipenuhi dari penyetoran modal tambahan ke PT KCIC yang salah satunya dipenuhi dengan suntikan PMN.


Hide Ads