Mengorek Proyek Perbaikan Jalan di Lampung Sistem Kebut Semalam

Mengorek Proyek Perbaikan Jalan di Lampung Sistem Kebut Semalam

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 05 Mei 2023 06:30 WIB
Pengendara mobil melintas di antara jalan berlubang yang tergenang air di jalan terusan Ryacudu Jati Agung, Lampung Selatan Lampung, Rabu (3/5/2023). Sejumlah titik jalur akses menuju Kota Baru Lampung, mengalami kerusakan sehingga membahayakan kesalamatan pengendara yang nelintas jalur tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/ARDIANSYAH
Jakarta -

Jalan-jalan di Provinsi Lampung kembali menuai sorotan publik. Usai disorot karena banyak yang rusak, kini jalan di Lampung disorot karena perbaikan yang dikebut di tengah kabar rencana kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu jalan rusak yang tengah diperbaiki adalah di Rumbia, Lampung Tengah. Jalan ini sendiri ada di dalam ruas Jalan Simpang Randu-Seputih Surabaya.

Terkait perbaikan jalan ini, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menerangkan, jalan sendiri ada 3 kewenangan. Sebutnya, untuk jalan nasional di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jalan provinsi di bawah pemerintah provinsi, dan jalan kabupaten/kota di bawah pemerintah kabupaten/kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai, yang perlu diperhatikan terkait perbaikan jalan yang terkesan tiba-tiba itu ialah proses lelangnya.

"Yang perlu disorot adalah, ketika itu dibangun lelangnya kapan? Lelang itu minimum 1 bulan, itu berarti nggak ada lelang, itu bisa problem itu," katanya kepada detikcom, Kamis (4/5/2023).

ADVERTISEMENT

Ia pun meminta agar proses lelang perbaikan jalan itu untuk dicek. "Kan kemarin netizen rame belum ada 1 bulan kan, ko tiba-tiba ada, itu coba dilihat di e-lelang, ada nggak lelangnya," ujarnya.

Sementara Pemerhati Infrastruktur Dodik Marseno menjelaskan hal senada. Dia mengatakan, jalan sendiri menjadi terbagi 3 fungsional jalan.

Berdasarkan data yang ia sampaikan, untuk jalan nasional yang rusak berat 1,73% dan rusak ringan 4,83%. Sementara jalan provinsi yang rusak berat 9,81% dan rusak ringan 14,4%. Lalu, untuk jalan kabupaten yang rusak berat 17,7% dan rusak ringan 27%.

"Saya nggak tahu yang lagi ramai masuk apa, tapi kemungkinan jalan provinsi dan kabupaten, apalagi kalau lihat di video-video itu," katanya.

Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan atau rehabilitasi jalan. Sebutnya, mulai perencanaan, pelaksana atau kontraktor hingga supervisi.

"Untuk mendapatkan pihak-pihak yang mengerjakan ini ya otomatis harus ada proses tadi mestinya, ada proses lelang dan sebagainya. Kecuali kalau itu dilakukan internal, kan kadang-kadang ada yang pekerjaan ringan bisa dilakukan pihak Kementerian PUPR misalnya, tapi itu biasanya nggak terlalu berat, mungkin hanya maintenance ringan," terangnya.

Dikutip dari detikNews, jalan rusak di Rumbia, Lampung Tengah, diperbaiki setelah viral di TikTok dipakai berkubang oleh warga dan disorot kembali lewat momentum rencana kunjungan Presiden Jokowi. Perbaikan jalan di sini menggunakan dana puluhan miliar rupiah.

"Rp 50, 8 miliar untuk 7 km daerah yang parah, dibangun rigid beton," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung, Febrizal Levi Sukmana, kepada detikcom.

7 km jalan yang dibangun itu ada dalam ruas Jl Simpang Randu-Seputih Surabaya. Jalanan di sini rusak karena banyak dilewati truk-truk yang kelebihan muatan atau over dimension-over loading (ODOL).

Sementara, dalam pencarian LPSE Lampung di lpse.lampungprov.go.id disebutkan, preservasi jalan ruas Simpang Randu-Seputih Surabaya di Kabupaten Lampung Tengah dalam status tender sudah selesai. Namun, keterangan proyek senilai Rp 50,8 miliar berdasarkan hasil perkiraan sendiri (HPS) tertulis nilai kontrak belum dibuat.

Adapun pemenang lelang yakni PT Tri Citra Perdana dengan harga penawaran Rp 50,21 miliar, harga terkoreksi Rp 50,21 miliar dan harga negoisasi Rp 50,19 miliar. Sementara, pemenang berkontrak belum tercantum dalam laman tersebut.

Lebih lanjut, Dodik Marseno menjelaskan, secara teknis, badan jalan itu sendiri seharusnya terdiri dari beberapa lapis, yakni tanah dasar, pondasi bawah, pondasi atas sampai lapis permukaan atau aspal. Sementara, jika dilihat dari video dan foto yang beredar, kerusakan jalan di Lampung cukup parah bahkan sampai dasar.

"Artinya memang perbaikannya harus cukup besar, menyeluruh jadi nggak hanya sekadar lapis permukaan dengan diaspal tapi juga lapis tanah permukaan harus diperbaiki," katanya.

Dia menilai, lapis tanah dasar ini sangat penting untuk menentukan kualitas jalan. Jika tidak bagus, kata dia, harus diperbaiki seperti menggunakan tanah timbunan pengganti dan dipadatkan.

Ia menyebut, jika pemadatan yang kurang bagus bisa berdampak pada jalan. "Pada saat dibetulin OK, tapi setelah nanti jadi itu ada potensi penurunan karena pemadatannya kurang optimal," katanya.

Kembali, dia menuturkan, jika melihat video dan foto yang beredar, perbaikannya harus dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak cepat rusak.

"Kalau kita lihat di video, gambar-gambar kerusakannya cukup parah, artinya perbaikannya juga harus dilakukan dengan hati-hati, dengan step-step bener dilaksanakan dengan baik. Dan itu mestinya butuh waktu, nggak bisa sekadar main timbun dengan aspal hanya untuk memperlihatkan kondisi sesaat OK, tapi kemudian rusak lagi," terangnya.

Selain badan jalan, Dodik juga menyebut, pembangunan drainase juga penting dilakukan. Sehingga, jalan tidak cepat rusak karena tergenang air.

"Infrastruktur jalan komponennya selain badan jalan itu kan ada drainase yang harus disiapkan. Air ini kan segera dialirkan kalau tidak membuat badan jalan cepat aus," terangnya.

Sementara, Djoko Setijowarno tak banyak berkomentar mengenai kualitas jalan yang dikebut pembangunannya tersebut. Ia hanya menyoroti apakah jalan itu awet atau tidak.

"Saya juga khawatir, ko jalan tiba-tiba baru dibangun, nggak tahu saya, coba dilihat berapa bulan awet nggak, apa rusak lagi," ujarnya.

(acd/das)

Hide Ads