Madura Butuh Kereta Api, Perlu Rp 7 T Hidupkan 200 Km Jalur 'Mati Suri'

Madura Butuh Kereta Api, Perlu Rp 7 T Hidupkan 200 Km Jalur 'Mati Suri'

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 23 Mei 2023 10:23 WIB
Jalur Kereta di Madura
Foto: Ahmad Rahman

Butuh Rp 7 Triliun

Bicara soal biaya proyek reaktivasi jalur kereta api yang mati suri di Madura, dia menuturkan biayanya bisa mencapai Rp 7 triliun. Biaya itu naik dari awalnya hanya sekitar Rp 3,3 triliun, perkiraan awal itu tercantum di Perpres 80 tahun 2019. Dalam Perpres tersebut juga disebutkan dana Rp 3,3 triliun disiapkan oleh BUMN.

Perkiraan dana itu naik pesat karena setelah ditinjau kembali banyak sekali rumah-rumah yang sudah terbang di atas rel-rel lama yang ada di Madura. Maka dari itu mau tidak mau untuk mereaktivasi lagi jalur kereta api di Madura butuh adanya pembangunan jalur baru dan juga pembebasan lahan yang memakan biaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi disampaikan dari studi yang ada pada tahun 2010 di-review lagi tahun 2022, review barunya karena itu banyak rel yang sudah di atasnya ada rumah. Dirjen itu menyampaikan 30% sisanya (yang tidak dibangun rumah di atasnya.) Jadi, jalurnya harus ada jalur baru," jelas Fauzi.

"Begitu ada jalur baru perlu ada pembebasan lahan yang kira-kira angkanya dari awalnya Rp 3 triliun menjadi Rp 7 triliun," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Fauzi menjelaskan urusan pendanaannya pihaknya masih menunggu arahan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Namun, dia mengatakan sejauh ini sudah ada investor yang minat, termasuk investor asal Jepang. Namun dia enggan bicara banyak soal hal tersebut.

Pihaknya sendiri juga berkomitmen akan ikut menawarkan proyek reaktivasi ini ke para investor, yang penting studi komprehensif dari Kementerian Perhubungan sudah selesai dibuat.

"Kalau calon investor memang lagi proses komunikasi informasinya, hal-hal lain belum termonitor lagi. Karena memang ada yang memiliki keinginan, karena memang kan feasibility study itu harus lengkap," ujar Fauzi.

Memang selama ini ada sekitar 220-an kilometer jalur kereta api kuno yang mati suri di Pulau Madura. Terbentang dari sisi barat Pulau Madura ke sisi timur.

Dalam catatan detikcom, jalur tersebut cukup tua umurnya. Jalur kereta ratusan kilometer itu sudah beroperasi di bawah kepemilikan Madoera Stoomtram Maatschappij (MdrSM) sejak 1897 alias sejak masa kependudukan Belanda di Indonesia.

Jalur itu sudah tidak digunakan sejak tahun 1940-an, dan benar-benar ditutup di awal 1980-an. Setelah puluhan tahun didiamkan dan tidak digunakan wajar saja banyak sekali pemukiman warga yang berdiri di atas bekas jalur kereta tersebut.

Kembali ke Fauzi, dia mengatakan kereta api di Madura dapat digunakan untuk berbagai hal. Mulai dari mobilitas masyarakat ataupun untuk jalur logistik industri. Khusus di Kabupaten Sumenep sendiri, Fauzi bilang daerahnya punya potensi garam yang besar.

Bahkan sudah ada pabrik soda ash yang mau dibangun di Sumenep. Agaknya pembangunan jalur kereta api mampu mendukung rantai pasok dari pabrik tersebut.

"Pada dasarnya kalau kita buat angkutan massal bisa juga buat masyarakat, atau bisa juga buat logistik. Tinggal hasil studi seperti apa," kata Fauzi.

Sejauh ini, Fauzi menyebutkan untuk rutenya hasil kajian terkini jalur kereta api yang mati suri sepanjang 220-an kilometer itu akan menghubungkan ujung barat ke timur Madura. Di barat dimulai dari Kabupaten Bangkalan, tepatnya di sekitar Pelabuhan Kamal. Kemudian di timur ada di Sumenep, titik ujungnya ada di dekat Pelabuhan Kalianget.

"Roadmap yang sudah ada sementara hanya sampai Suramadu saja, di Kota Bangkalan tapi di sisi Kamal, di pelabuhannya. Penyeberangannya bisa mungkin lebih cepat," papar Fauzi.


(hal/eds)

Hide Ads